oleh

Indonesia Disebut Berhasil Mencegah Pencucian Uang serta Pendanaan Teroris

Indonesia Disebut Berhasil Mencegah Pencucian Uang serta Pendanaan Teroris

Bulatin.com – Sidang tahun an Asia Pacific Grup on Money Laundering (APG) ke-21 yang diadakan di Kathmandu, Nepal pada 21-27 Juli 2018, mengesahkan laporan atau Mutual Evaluation Report (MER) Indonesia.

Laporan itu berisi hasil penilaian berkaitan kepatuhan serta efektifitas rezim anti-pencucian uang serta permodalan terorisme di Indonesia. Berdasar pada standa r internasional yang di keluarkan oleh Financial Action Task Force (FATF).

Proses penilaian kepatuhan itu dikerjakan dengan cara peer-to-peer, antar sesama anggota APG. Indonesia sudah jadi anggota APG semenjak tahun 2004 serta sudah kukuhkan dengan Ketetapan Presiden Nomer 23 Tahun 2011.

Mengenai team penilai MER Indonesia beranggotaan perwakilan dari Amerika Serikat, Kanada, Macao-China, China-Taipei, Pakistan, serta Bangladesh dan di dukung oleh APG Secretariat.

Penilaian kepatuhan atas upaya-upaya mencegah serta pemberantasan tindak pidana pencucian uang serta permodalan terorisme. Termasuk juga permodalan proliferasi senjata pemusnah massal dikerjakan dengan cara profesional serta objektif.

Akhirnya, kepatuhan indonesia dalam mengaplikasikan standa r itu dinilai begitu mencukupi. Dari 40 referensi FATF berkaitan dengan kepatuhan legal frame-work, Indonesia mendapatkan nilai atau rating complain t (C) atau paling tinggi untuk 6 referensi.

Lalu, mendapatkan nilai Largely Compliant (LC) untuk 29 referensi dan mendapatkan nilai atau rating Partially Compliant (PC) untuk 4 referensi. Dari keseluruhnya referensi cuma ada satu referensi di mana Indonesia mendapatkan rating Non-Compliant (NC) berkaitan permodalan proliferasi senjata pemusnah massal.

Rezim anti-pencucian uang serta permodalan terorisme Indonesia dinilai cukuplah efisien, dimana dari 11 ruang efektivitas atau Immediate Outcomes (IO), Indonesia mendapatkan rating substantial untuk 5 IO. Ada 5 IO dengan rating moderate dan 1 IO dengan rating low level berkaitan permodalan proliferasi senjata pemusnah massal.

Kepala PPATK, Kiagus Ahmad Badaruddin, yang memimpin secara langsung delegasi Indonesia mengutarakan, bahasan MER Indonesia pada komunitas plennary tanggal 26 Juli 2018 berjalan alot serta cukuplah menegangkan. Dalam bahasan itu Indonesia memohon kenaikan rating atau upgrade atas lima rumor kunci.

Sesudah lewat bahasan sepanjang 3, 5 jam, Co-Chair APG pada akhirnya menyepakati 4 rumor kunci untuk di-upgrade ratingnya dan menampik semua saran untuk lakukan downgrade atas 3 rumor kunci yang diserahkan oleh Sekretariat UK, IMF serta FATF.

Kiagus menyampaikan, capaian ini tidak lepas dari kahadiran secara langsung Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada session diskusi plennary tanggal 24 Juli 2018.

” Kedatangan Kapolri memberi kepercayaan pada anggota APG jika aparat penegak hukum Indonesia betul-betul memiliki komitmen untuk menegakkan rezim anti-pencucian uang serta anti-pendanaan terorisme dengan cara berkelanjutan, ” tutur Kiagus diambil dari info resminya, Sabtu 28 Juli 2018.