oleh

Masalah Besar Dibalik Operasi Payudara Murah di Australia

Masalah Besar Dibalik Operasi Payudara Murah di Australia

Bulatin.com – Di Australia, beberapa klinik kesehatan telah menawarkan operasi pembesaran payudara bagi para perempuan yang mendapat tunjangan sosial, di mana operasi dilakukan oleh dokter yang bukan ahli bedah plastik.

Sebuah klinik bernama The Cosmetic Institute (TCI) menawarkan operasi dengan harga AU$ 5,999 (sekitar Rp60 juta), padahal biasanya operasi semacam ini yang dilakukan oleh ahli bedah plastik memakan biaya antara AU$10-13 ribu.

Di Sydney, klinik terbesar TCI berada di daerah strategis Bondi Junction, di sebelah kantor layanan sosial Centrelink.

Dan menurut Nicole Montgomery, mantan manajer unit perawatan di klinik tersebut kepada program Four Corners ABC bahwa “besar kemungkinan” satu dari lima pasien di klinik pembesaran payudara adalah mereka yang mendapat tunjangan sosial lewat Centrelink.

Nicole mengkritik strategi pemasaran yang dilakukan klinik tersebut yang disebutnya “mencari sasaran mereka yang sudah bercerai, mereka yang lajang, dan mereka yang memiliki status sosial ekonomi rendah.”

Mantan manajer operasional TCI Alfie Lombardi mengatakan model bisnis adalah “pasien dalam jumlah banyak dan dilakukan dengan biaya rendah.”

“Seluruh sistem dibuat untuk mencari keuntungan. Pada dasarnya ini adalah pabrik payudara.” katanya.

TCI sekarang menghadapi gugatan class action yang dilakukan oleh pasien yang menderita komplikasi setelah operasi pembesaran payudara.

Perusahaan sekarang sudah dijual dan berganti nama menjadi Cosmetic Evolution.

Beberapa klinik lain di seluruh Australia juga menggunakan model bisnis seperti yang dilakukan TCI, dengan biaya operasi payudara di bawah AU$6 ribu.

Operasi biasanya dilakukan oleh dokter yang bukan ahli bedah plastik, dan ketika terjadi komplikasi, mereka tidak bisa menanganinya dengan baik.

Komplikasi dari operasi pembesaran payudara bisa berbentuk seperti terjadinya infeksi, rasa sakit karena pemendekkan otot atau perubahan bentuk payudara.

Jumlah perempuan yang menderita komplikasi setelah operasi pembesaran payudara yang dilakukan klinik yang berbiaya murah membuat Macquarie University di Sydney mendirikan klink pengecekan operasi payudara pertama di dunia.

Klinik ini didirikan oleh Professor Anand Deva, yang mengatakan kepada Four Corners bahwa para perempuan ini tidak tahu harus mengadu ke mana ketika mereka menghadapi masalah dengan operasi yang mereka lakukan.

“Idenya adalah ketika masalah ini muncul ke permukaan, kami bisa mendeteksi dan memberikan bantuan.” katanya.

“Kalau kita melihat para perempuan ini sebagai kelompok, banyak di antaranya tidak memiliki asuransi, banyak tidak memiliki kemampuan lain, banyak yang takut ketika ada yang salah.”

“Dan yang paling penting banyak di antara mereka yang malu dan merasa bersalah.”

Professor Deva mengatakan dia sekarang lebih banyak melakukan operasi untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam operasi sebelumnya, dan apa yang dilihatnya membuatnya “takut.”

“Ini adalah masalah besar dan akan semakin membesar.” katanya.

Belinda Hooker harus menghabiskan AU$70 ribu untuk memperbaiki operasi yang sudah dijalani sebelumnya.

Belinda Hooker adalah salah seorang dari beberapa perempuan yang menceritakan kepada Four Corners mengenai dampak fisik dan keuangan yang dialaminya setelah menjalani operasi payudara berbiaya rendah.

Belinda mengatakan harus menghabiskan lebih dari $AUD 70 ribu (sekitar Rp 700 juta) untuk operasi, pesawat dan akomodasi guna menperbaiki payudara setelah terjadi infeksi.

Infeksi memang bagian dari resiko sebuah operasi, namun dokter yang tidak memiliki pelatihan untuk melakukan operasi kadang tidak bisa menangani bila terjadi masalah.

Dan semua biaya ini tidak ditanggung oleh Medicare (sistem layanan kesehatan Australia) ataupun asuransi kesehatan pribadi.