Anak Wonogiri Banyak Yang Mengalami Kurang Gizi
Bulatin.com – Angka anak dengan gizi kurang serta gizi buruk di Indonesia masih mencemaskan. Di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah sedikitnya 1. 388 anak alami kekurangan gizi. Sedang 238 balita lainnya terindikasi alami gizi jelek.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, Adi Dharma merinci, dari 238 balita yang alami gizi buruk itu, 19 salah satunya sudah dirujuk ke rumah sakit untuk memperoleh perlakuan spesial. Sedang yang lainnya cuma melakukan rawat jalan.
” Jumlah balita yang alami gizi buruk itu berat tubuhnya dibawah garis merah. Mereka telah kami tangani serta melakukan rawat jalan. Ada 19 balita yang harus kami rujuk ke RSUD Soediran Mangun Sumarso, ” tuturnya, Jumat (2/2).
Masalah kekurangan gizi serta gizi jelek di Wonogiri, menurut Adi Dharma, dari tahun ke tahun jumlahnya selalu alami penurunan. Bila tahun 2016 ada 283 balita yang masuk kelompok gizi jelek, tahun 2017 turun jadi 238. Sesaat untuk masalah kekurangan gizi, tahun 2016 terdaftar 1. 429 anak. Jumlah tersebut turun pada 2017 jadi 1. 388 anak.
” Kami membidik angka balita gizi jelek serta kekurangan gizi menyusut penting pada tahun ini, ” tuturnya.
Manfaat mengatasi problem gizi jelek, Adi memberikan, pihaknya membagikan anggaran melalui APBD sebesar Rp 60 juta. Pihaknya juga selalu mengusahakan program perbaikan gizi lewat pergerakan Posyandu ataupun Polindes dengan support 25 Puskesmas.
Dihubungi terpisah, Kabid Kesejahteraan Keluarga (Kesga) DKK Wonogiri, Mubarok menyebutkan, penyebabnya paling utama gizi buruk yaitu rendahnya ekonomi, serta minimnya pengetahuan orangtua persoalan gizi.
” Sekarang ini memanglah banyak warga di pedesaan Wonogiri yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Mereka tidak memiliki pekerjaan tetaplah serta tinggal dirumah yang kurang layak hini. Keadaan begini beresiko pada banyak balita yang menanggung derita gizi buruk, ” tuturnya.
Disamping itu, Bupati Joko Sutopo mengatakan, penyebabnya balita di Wonogiri alami gizi buruk karena faktor kemiskinan serta alur asuh. Kemiskinan mengakibatkan orang tua mesti merantau ke kota besar serta meninggalkan anaknya. Mereka menitipkan anak untuk diasuh oleh nenek atau keluarga yang beda.
” Beberapa besar balita yang alami gizi buruk ini orang tuanya bekerja diluar Wonogiri. Alur asuh seperti ini salah, terlebih bila pengasuh tidak mempunyai pengetahuan masalah gizi, ” tuturnya.
Diluar itu, lanjut bupati, ada juga yang murni dikarenakan faktor ekonomi. Keadaan ekonomi orangtua yang begitu miskin, buat balita tidak memperoleh asupan gizi cukup.