Banjir Cirebon Membawa Sampah Dan Lumpur
Bulatin.com – Banjir yang menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Cirebon telah surut serta tersisa material lumpur dan sampah. Warga yang terlebih dulu bertahan di pengungsian, juga sudah kembali untuk bersihkan tempat tinggal dan lingkungan.
” Banjir telah surut tersisa material lumpur serta sampah. BPBD mengimbau orang-orang supaya tetaplah siaga pada meluapnya sungai Cisanggarung serta banjir kiriman dari Kabupaten Kuningan, ” tutur Kepala Pusat Data Info serta Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada wartawan, Senin (26/2).
Banjir di Cirebon dikarenakan tingginya intensitas hujan mulai sejak tanggal 22 Februari, mulai hulu di Kabupaten Kuningan, sampai hilir. Banjir diperparah dengan meluapnya Sungai Cisanggarung serta Cijangkelok.
Satu orang meninggal dunia dalam momen banjir ini. Tidak kurang dari 4. 352 tempat tinggal yang ada di 20 desa di 7 kecamatan terendam banjir.
Tersebut daerah-daerah yang terdampak banjir ; Desa Tawangsari Kecamatan Losari. Di Kecamatan Waled : Desa Mekarsari, Desa Gunungsari, Desa Ciuyah. Kecamatan Pasaleman : Desa Cilengkrang, Desa Cilengkrang Girang, Desa Tanjung Anom, Desa Tonjong, Desa Pasaleman. Kecamatan Pabedilan : Desa Sidarsemi, Desa Babakan Losari Lor, Desa Kalibuntu, Desa Dukuhwidara. Kecamatan Ciledug : Desa Ciledug Lor, Desa Ciledug Kulon, Desa Ciledug Wetan, Desa Jatiseeng Kidul. Kecamatan Gebang : Desa Udik, Desa Ilir. Kecamatan Pabuaran, Desa Sukadana.
” Keperluan mendesak diantaranya air bersih, wc portabel, sanitasi, selimut, obat-obatan, alat kebersihan serta terpal, ” lanjutnya.
Sesaat Sutopo mengaku ada beberapa masalah dalam perlakuan korban banjir. Salah satunya cakupan efek bencana cukup luas hingga pendataan belum maksimum. Kesibukan posko belum juga jalan dengan baik karena belum terkoordinasinya antar SKPD. Terbatasnya sumber daya serta peralatan, dan politik lokal terkait ada Pilkada Bupati Cirebon hingga koordinasi antar SKPD terhalang.