oleh

Evakuasi yang Mencekam saat Mengangkat Jenazah Korban Longsor Manggarai

Evakuasi yang Mencekam saat Mengangkat Jenazah Korban Longsor Manggarai

Bulatin.com – Team SAR gabungan, Basarnas, TNI, Polri serta Pemkab Mangarai Barat sukses temukan empat jenazah yang terkubur longsoran di Desa Tondong Belang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Empat mayat yang diketemukan ialah Paulus Salim (61), Nelti (6), Margareta Ersi (40), serta Cantik Mensa (13) diketemukan beruntun pada Minggu petang, 10 Maret 2019.

Kepala Pelaksana Tubuh Penanggulangan Musibah Daerah (BPBD) Manggarai Barat, Dominikus Hawan, menjelaskan jasad Jelita Mensa adalah korban paling akhir yang sangat susah dievakuasi. Jasad Cantik terjepit beton rumah yang hancur dan material longsor.

“Proses keluarkan badan korban Cantik Mensa ini yang sangat susah, butuh waktu dua jam. Jam enam sore tempo hari baru dapat dievakuasi serta langsung disemayamkan di pekuburan umum Culu,” kata Dominikus Hawan.

Dengan ditemukannya empat jenazah itu, penelusuran delapan orang korban meninggal dikatakan tuntas. “Delapan orang korban sudah diketemukan semua serta langsung disemayamkan, jadi pekerjaan SAR gabungan di Culu di stop,” katanya.

Kalak Dominikus Hawan mengapresiasi kerja team yang saat empat hari beruntun mencari beberapa korban dengan perlengkapan seadanya. Belum juga dibawah bayang-bayang intimidasi longsor susulan, karena ruang itu seringkali berlangsung guguran tanah saat hujan turun.

“Puji Tuhan, semua kerja optimal walau cuma memakai sekop. Terima kasih untuk bapak-bapak dari Pos SAR Labuan Bajo, TNI, Polres Mabar, Pemda Mabar, unsur Pemerintahan Desa Tondong Belang dan semua pihak yang ikut serta dalam penelusuran korban,” katanya.

Untuk menolong proses pembersihan material longsor dikerahkan enam alat berat untuk bersihkan beberapa titik longsor. Karena, ada banyak material yang masih tetap menumpuk jalan serta jembatan di lokasi Kecamatan Mbeliling atau 16 kilometer dari Labuan Bajo.

“Ada enam alat berat yang tengah kerja buka akses jalan yang masih tetap tertutup longsoran. Ada tiga titik yang longsornya besar dan dua jembatan yang rusak,” papar Dominikus.

Selain itu, badan jalan ke arah jembatan Wae Lia di Desa Tondong Belang dilaporkan tidak dapat digunakan kembali. Jalan yang ambles sedalam dua 1/2 meter jadi sebabnya. Keadaan jembatan Wae Lia kata Hawan pun hancur. Jadi itu, dibutuhkan hibah tanah masyarakat untuk jadi akses pilihan.

“Pemda Mabar bersama dengan pemerintah desa melobi tokoh kebiasaan agar ingin menghibahkan tanah masyarakatnya untuk jadikan jalan pilihan. Untung saja masyarakat disana (Desa Tondong Belang) sepakat serta kita siap membuka jalan pilihan,” katanya.