oleh

Habitat Orangutan Kian Terancam Lantaran Perkebunan Kelapa Sawit

Habitat Orangutan Kian Terancam Lantaran Perkebunan Kelapa Sawit

Bulatin.com – Area Rawa Tripa di Kabupaten Nagan Raya, Aceh jadi salah satunya habitat terpadat didunia hidupnya orangutan. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, di Rawa Tripa sering berlangsung perambahan tempat yang menyebabkan populasi orangutan makin alami penurunan.

Rawa Tripa seringkali dikatakan sebagai ibu kota orangutan didunia. Lokasi rimba gambut ini ialah satu dari enam tempat didunia yang masih tetap ada orangutan Sumatera.

Rawa gambut Tripa adalah sisi dari lokasi ekosistem Leuser dengan luas 2,6 juta hektare di beberapa lokasi Aceh serta Sumatra Utara. Lokasi ekosistem ini jadi tempat paling akhir di bumi dimana orangutan, harimau, gajah serta badak hidup bersama dengan di alam liar.

Akan tetapi sekarang, kehadiran orangutan di Rawa Tripa makin terancam karenanya ada perkebunan kelapa sawit yang mempunyai luas sampai beberapa ribu hektare. Penyusutan jumlahnya orangutan juga jadi masalah yang serius.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, sekarang orangutan, yang bertahan hidup di Rawa Tripa sekitar 150 ekor.

“Di Tripa diprediksikan ada seputar 150-200 ekor itu catatan tahun 2016. Jika saat ini kami yakini optimal 150 ekor lagi,” kata Sapto waktu di konfirmasi, Minggu 2 September 2018.

Sapto meramalkan, bila lokasi gambut Rawa Tripa tidak diselamatkan akan menyebabkan jelek buat keselamatan orangutan yang berada di Rawa Tripa. Pembakaran tempat disana juga makin masif dikerjakan.

“Kalau Rawa Tripa tidak diselamatkan, jika lokasi lindung yang diputuskan di Gagasan Tata Ruangan Lokasi Aceh (RTRWA) tidak diimplementasikan serta dikawal degan baik, Orangutan disana tinggal menanti waktu untuk habis,” katanya.

Belakangan ini satu individu orangutan Sumatera (Pongo Abelii) jenis kelamin jantan sukses diselamatkan oleh team Yayasan Ekosistem Leuser (YEL) di Rawa Tripa. Orangutan itu terisolir satu fragmen rimba kecil, serta sempit yang dikelilingi oleh kelapa sawit di Lokasi Rawa Gambut Tripa.

Orangutan jantan saat ini dinamakan M. (Mawas) Salah oleh team penyelamat di tempat. Hasil dari pemeriksaan kesehatan awal, Orangutan bernama “M Salah” diprediksikan berusia pada 30-35 tahun , serta berat badan nya seputar 65 kg.

“Hasil teliti kesehatan awal, orangutan “M Salah” ini tampak sehat, akan tetapi dia tampak dikit stres,” kata dokter hewan serta Manajer Operasional Sumatra Orangutan Conservation Programme (SOCP), Drh Pandu Wibisono.

Direktur SOCP, Dr. Ian Singleton, dari PanEco Foundation mengatakan pihaknya terasa susah bila mesti tangkap orangutan liar serta bebas dari habitat aslinya. Menurut dia, dalam masalah semacam ini dimana habitat aslinya telah dihilangkan, tidak ada pilihan lain selain selamatkan ke tempat yang lebih aman.

Tempat penyelamatan orangutan “M Salah” ada di lokasi Rawa Gambut Tripa, di Lokasi Ekosistem Leuser, sebagai konsentrasi penduduk dunia di tahun 2012 saat ada beberapa titik api, serta kebakaran bertaraf besar di perkebunan kelapa sawit. Serta menghancurkan beberapa ribu hektare rimba rawa gambut, serta keanekaragaman hayatinya, serta melepas sebagian besar karbon dioksida ke atmosfer.