oleh

Kepala BNPT Harap Kampus Punya Pola Pencegahan Paham Radikal

Kepala BNPT Harap Kampus Punya Pola Pencegahan Paham Radikal

Bulatin.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius berharap manajemen di lingkungan perguruan tinggi mempunyai alur penanganan dalam usaha pencegahan paham-paham radikalisme. Hal itu supaya radikalisme berkonotasi negatif tidak gampang masuk dan menebar di lingkungan universitas.

Hal tersebut dikatakan mantan Kabareskrim Polri itu saat memberi paparan pada acara ‘Sosialisasi Penguatan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Dalam Mencegah Radikalisme’ pada beberapa pimpinan Perguruan Tinggi se-wilayah Jawa Tengah. Acara itu digelar Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi/LL Dikti lokasi VI Jawa Tengah bekerja bersama dengan Kampus 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang di Graha Kebangsaan Untag Semarang, Jumat (10/8).

” Kami menuturkan bagaimana permasalah-permasalahan, nilai-nilai yang mesti dijaga di lingkungan perguruan tinggi pada terutamanya. Bagaimana radikalisme dapat kita reduksi. Radikalisme yang saya tujuan di sini adalah radikalisme yang negatif yaitu intoleransi, anti NKRI, anti Pancasila dan penyebaran paham-paham takfiri, ” tuturnya.

Diakuinya dalam pertemuan hanya terbatas tersebut menuturkan dengan detil tentang modus dan alur kelompok-kelompok radikal masuk untuk sebarkan paham-paham radikal negatif di lingkungan universitas. Dianya juga memberi treatment (beberapa langkah) untuk menghadapi penyebaran memahami tersebut .

Walau begitu , mantan Sekretasis Utama (Sestama) Lemhanas ini mengatakan BNPT tidak masuk dengan cara langsung ke lokasi universitas. Semua diserahkan pada manajemen universitas tetapi bila ada kesusahan, BNPT akan lakukan asistensi.

” Nah ini yang kami perbuat, agar semua berjalan dengan baik. Ini supaya anak-anak yang jadi anak didiknya itu bisa jadi generasi penerus yang mengagumkan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan baik. Ini arah yang kita berikan di sini pada semua pengelola perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah, ” tuturnya.

Dia juga mengakui telah menghimpun beberapa pimpinan perguruan tinggi swasta dan dosen lokasi Jawa Timur sekitar dua minggu lalu di UPN Veteran Surabaya. Dianya mengharap semua perguruan tinggi di Indonesia memiliki alur yang sama.

Bekas Kadiv Humas Polri ini mengatakan tingkat penyebaran memahami radikal di lingkungan universitas berlainan. Walau dengan jumlah banyaknya kecil, tetapi jika dilewatkan akan bisa mengakibatkan kerusakan semua.

Dia lalu memberikan contoh salah satunya perguruan tinggi di Pulau Sumatera yang sekian waktu lalu digerebek Detasemen Spesial 88/Anti Teror Polri.

” Coba Anda dapat bayang kan ada bom rakitan didalam lingkungan perguruan tinggi. Itu yang merakit alumni dari perguruan tinggi tersebut , mereka tinggal di situ . Pihak universitas mesti cermat dalam mengamati semua pekerjaan di universitas. Bila perlu mengambil alih semua pengelolaan pekerjaan yang berada di lingkungan universitas. Janganlah diserahkan pada pihak luar, ” tuturnya.