oleh

Kinerja BUMN Indonesia Dinilai Lebih Baik Ketimbang Malaysia

Kinerja BUMN Indonesia Dinilai Lebih Baik Ketimbang Malaysia

Bulatin.com – Kapasitas Badan Usaha Milik Negara dipandang, masih tetap selalu memberi peran yang positif pada perekonomian domestik, bahkan juga lebih baik dibandingkan negara lain. Kapasitas baik itu terbentuk, walau perekonomian global selalu memberi desakan pada iklim perdagangan dunia.

Managing Director Instansi Management (LM) FEB Kampus Indonesia, Toto Pranoto mengungkapkan, itu bisa dibuktikan dari kapasitas 20 BUMN yang telah listed di bursa atau sudah jadi perusahaan terbuka selama 2018 bila dibanding dengan kapasitas holding BUMN Malaysia, yaitu Khazanah Nasional Berhad serta holding BUMN Singapura, yaitu Temasek Holding.

“Kapasitas BUMN kita di 20 perusahaan Tbk (terbuka), yang termudah di akses angka-angkanya. 20 BUMN Tbk itu lumayan bagus sebenarnya, in terms of keseluruhan asetnya. Lalu, potensi cetak revenue-nya angkanya masih tetap dibawah Temasek, tapi growth-nya telah melebih pada yang di Temasek serta Khazanah,” tuturnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu 13 Maret 2019.

Perkembangan asset BUMN pada 2018, dikatakannya, yang sampai Rp8.092 triliun tumbuh 12,23 % dibandingkan 2017, yang sebesar Rp7.210 triliun. Selain itu, dibanding periode 2015 yang sebesar Rp5.760 triliun, jadi berlangsung lonjakan asset sampai 40,48 %.

Selain itu, perkembangan laba 2018, yang sebesar Rp188 triliun tumbuh 1,08 % dibandingkan 2017, yang sebesar Rp186 triliun, serta tumbuh 25,33 % dibandingkan 2015, yang sebesar Rp150 triliun.

Mengenai peran BUMN pada negara pada 2018, yang sebesar Rp422 triliun berbentuk pajak, dividen, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lain, dapat tumbuh 19,21 % dibandingkan 2017 yang sebesar Rp34 triliun, serta tumbuh 39,27 % dibandingkan 2015 yang sebesar Rp303 triliun.

“Data kapasitas perusahaan pelat merah yang launching Kementerian BUMN, sekian waktu lalu itu, tunjukkan daya saing sendiri, bila dibanding pada BUMN di Malaysia serta Singapura,” katanya.

Sedang kapasitas Khazanah atau BUMN Malaysia di 2018, lanjut Toto, malah alami penurunan. Dimana pada 2018, untuk kali pertamanya menuliskan kerugian sebesar RM6,3 miliar atau seputar US$1,5 miliar atau dalam rupiah bermakna rugi Rp21 triliun.

“Dalam keadaan dinamika usaha serta daya saing global yang cukuplah memberi desakan di beberapa bagian, contohnya, di pengaruhi perang dagang AS serta China, Khazanah betul-betul ada dalam keterpurukannya,” tutur ia.

Selain itu, bila merujuk pada capaian kineria Temasek, kata Toto, kapasitas BUMN Singapura itu selama tahun lalu relatif konstan serta bisnisnya selalu bertambah. Terpenting, karena kesuksesan yang tampak dari Temasek

Hal tersebut di pengaruhi portofolio yang begitu terdiversiflkasi di semua dunia, terdapatnya otonomi penuh pada mode management investment holding, serta telah mempunyai talenta management yang baik.