oleh

Luas Taman Nasional Kutai Alami Penyusutan

Luas Taman Nasional Kutai Alami Penyusutan

Bulatin.com – Keadaan rimba Taman Nasional Kutai (TNK) yang meliputi 3 kabupaten serta kota di Kalimantan Timur, makin memprihatinkan. Dalam kurun saat 24 tahun terakhir mulai sejak 1990-an, luasnya berkurang sekitaran 6. 500 hektare. Permukiman serta perkebunan, jadi potret paling nyata sudah mengepung rimba TNK.
Balai TNK merilis, hasil citra satelit yang dikerjakan tahun 2014 lantas, luas rimba TNK tersisa sekitaran 192 ribu hektare dari 198. 629 hektare di tahun 1990-an. Ramainya pembukaan lahan untuk perkebunan jadi pemicunya.
Perhatian serius yang didapatkan bukanlah tanpa alasan. Kebun sawit serta buah-buahan, jadi ladang mata pencaharian masyarakat, di sepanjang jarak 60 km. ruas jalan kota Bontang menuju Sangatta, Kutai Timur.
” 192 Hektare salah satunya, didalam hutan TNK, ada kebun sawit serta kebun yang lain. Kebun sawit jadi perhatian kami. Selain itu memang, itu jadi andalan mata pencaharian. Kami mencari solusi terbaik, supaya peranan rimba TNK betul-betul dapat sembuh, ” kata Kasi Pengendali Ekosistem Hutan Balai TNK Dede Nur Hidayat di Samarinda, Kamis (8/2).
Ada 2 seksi pengelolaan TNK mengawasi areal TNK baik di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara sampai kabupaten Kutai Timur. Diluar itu, areal TNK juga terdiri 4 resor, salah satunya resor Teluk Pandan, sebagai areal diketemukannya orangutan yang tertembus 130 peluru senapan angin.
” Resor Teluk Pandan seluas 40 beberapa ribu hektare. Yang pasti lahan APL (area penggunaan lain) bukanlah jadi perhatian kami, ” tutur Dede.
” Orangutan itu bergerak mobile. Orangutan serta manusia, ada kepentingan. Korbannya ya orangutan. Tapi dari kami, giat patroli, penyuluhan serta edukasi itu sudah teratur kami lakukan, ” tuturnya.
Berdasarkan pantauan selama perjalanan dari Bontang menuju Sangatta, di bagian kiri serta kanan jalan, demikian ramai permukiman yang sebelumnya yaitu areal hutan TNK yang rimbun. Ditambah sekali lagi, perkebunan sawit, nanas serta kebun yang lain.
” Ya, ada kebun sawit serta nanas, kebun yang lain ada demikian hektare, ” sebut Dede.
Dalam catatan merdeka. com, masalah konflik orangutan serta manusia dibarengi argumen begitu klasik. Orangutan sering dianggap hama untuk warga yang memiliki kebun sawit, yang sudah merusak kebun mereka. Walau, Orangutan bergerak cuma mencari makan, mengingat habitatnya yang rusak terlebih dulu.
Itu dibuktikan, dengan kematian orangutan jantan yang masih berusia 5-7 tahun, diketemukan di danau kecil yang dikelilingi kebun sawit serta nanas, di Desa Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur. Dari hasil autopsi, ada 3 biji buah sawit di saluran pencernaan Orangutan itu.