Mahasiswa ITS Manfaatkan Ampas Tebu Untuk Cegah Bahaya Merkuri
Bulatin.com – Bahaya efek dari logam merkuri yang digunakan untuk penambangan emas, membuat beberapa mahasiswa Institut Tehnologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berusaha menciptakan satu alat yang bisa menyaring merkuri supaya bisa didaur ulang lagi.
Alat tersebut dimaksud dengan cara biosorben. Alat ini terbuat dari ampas tebu yang bisa mengikat merkuri.
Alat tersebut diciptakan oleh tiga mahasiswa yang terbagi dalam Vicario Baroroh, Irmariza Shafitri Caralin, dan Alvin Rahmad Widyanto. Untuk didapati, biosorben adalah bahan yang mempunyai pori-pori banyak. Hingga proses adsorpsi (keadaan dimana suatu masuk zat lainnya) bisa berjalan pada dinding pori atau berlangsung pada daerah spesifik di partikel tersebut.
Beberapa mahasiswa dari Departemen Kimia tersebut mengakui pilih cara biosorben karena bisa kurangi kandungan bahaya merkuri sampai 92 %. Sesudah kandungan menyusut, merkuri masih bisa digunakan kembali untuk memurnikan emas.
“Proses ini efisien sampai 100 kali pemurnian,” tutur Vicario, Jumat (4/1).
Proses uji biosorben merkuri tersebut dikerjakan dengan menggunakan karbon aktif dari ampas tebu. Wanita yang akrab dipanggil Roroh itu menuturkan, sesudah ampas tebu diaktivasi oleh larutan natrium hidroksida dan hidrogen klorida, hasil aktivasinya diteruskan dengan adsorpsi logam merkuri.
Perihal ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi kemampuan adsorpsi dan isoterm, yaitu nilai pergantian kondisi gas pada suhu yang masih.
Berdasar pada hasil pengujian, perlakuan aktivasi nyatanya memberi pergantian ukuran pada adsorben (zat padat yang bisa menyerap elemen spesifik dari satu babak fluida) yang sebelumnya memiliki ukuran besar jadi lebih kecil dan selektif.
“Ukuran kecil inilah yang menolong tingkatkan kemampuan adsorpsi pada merkuri,” tuturnya.
Menurut Roroh, penentuan ampas tebu menjadi bahan karbon aktif sendiri bukan tiada fakta. Dalam ampas tebu, kandungan selulosanya tambah tinggi bila dibanding dengan sekam padi ataupun jerami.
Dengan kandungan selulosa yang tinggi, jadi akan berefek juga pada kemampuan adsorpsi merkuri yang tinggi. Tidak hanya itu, penentuan ampas tebu ini juga dilandasi oleh keberadaannya yang gampang didapati di masyarakat.
Melalui hasil pengembangan tersebut, tim yang diarahkan oleh Endang Purwanti ini sudah berhasil mencapai juara pertama diajang Lomba Karya Catat Ilmiah Nasional (LKTIN) Cosmos di Kampus Diponegoro, sekian waktu lalu.