Site icon BULATIN

Manfaat Irigasi Perpompaan serta Perpipaan Telah Terasa Bagi Petani Pelaihari

Manfaat Irigasi Perpompaan serta Perpipaan Telah Terasa Bagi Petani Pelaihari

Manfaat Irigasi Perpompaan serta Perpipaan Telah Terasa Bagi Petani Pelaihari

Bulatin.com – Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis Indonesia bisa menjadi lumbung pangan pada 2045. Salah satunya usaha yang dikerjakan untuk meraihnya yaitu dengan optimalisasi irigasi pertanian. Karenanya ada agunan tersedianya air yang baik, jadi petani akan dapat menanam setiap saat, hingga produksi pertanian gampang untuk ditingkatkan.

Salah satunya jenis irigasi yang sekarang ini di kembangkan oleh Kementan ialah irigasi perpompaan serta perpipaan. Prinsip dari pekerjaan irigasi perpompaan serta perpipaan ialah ambil air dari sumber (diverting), membawa/menyalurkan air dari sumber ke tempat pertanian (conveying), mendistribusikan air pada tanaman (distributing), serta mengendalikan serta mengukur saluran air (regulating and measuring).

“Arah dari pekerjaan irigasi perpompaan serta perpipaan ialah manfaatkan kekuatan sumber air permukaan menjadi suplesi air irigasi buat komoditas tanaman pangan, hortikultura serta perkebunan, dan budidaya ternak, tingkatkan intensitas pertanaman serta/atau luas area tanam, tingkatkan produktivitas pertanian, penghasilan serta kesejahteraan petani, manfaatkan kekuatan sumber air permukaan menjadi air irigasi, baik di daerah irigasi ataupun non daerah irigasi,” jelas Direktur Jenderal Prasarana serta Fasilitas Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Minggu (3/3).

Ia menuturkan jika kunci penting dari jenis irigasi perpompaan ialah adanya sumber air. Meskipun tempat airnya dibawah permukaan tempat pertanian tidak jadi masalah, sebab memakai pompa untuk pemanfaatannya.

“Dengan begitu, tempat pertanian yang tidak dapat dijangkau dengan irigasi waduk serta bendung yang biasanya dengan gravitasi masih tetap dapat memperoleh air irigasi,” katanya.

Pekerjaan irigasi perpompaan serta perpipaan diutamakan pada tempat lokasi pertanian yang seringkali alami masalah/kekurangan air irigas,i terpenting pada musim kemarau. Output dari pekerjaan ini ialah tersedianya sumber air yang bisa digunakan oleh petani, baik menjadi suplesi/conjunctive use di daerah irigasi ataupun menjadi irigasi penting di non daerah irigasi/tail end.

“Program ini diinginkan bisa meningkatkan luas ruang tanam baru serta tingkatkan produksi dan produktivitas,” tuturnya.

Desa Panggung, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan adalah salah satunya tempat yang dikasih pekerjaan peningkatan sistem irigasi pompa, untuk terpenuhinya keperluan air yang akan dipakai menjadi hijauan makan ternak (HMT) dengan luas tempat kira-kira 10 hektare dengan cara sprinkler.

Pertolongan dari pemerintah berbentuk uang yang diurus sendiri oleh grup tani. Grup tani lalu memakai untuk pembelian pompa serta perlengkapannya, pembangunan rumah pompa, bak tampungan air, serta jaringan irigasi pipa. Pompa yang dipakai dengan detail bertipe sentrifugal serta penggerak diesel, dengan perkiraan daya dorong 30 meter serta diameter pompa 4 inch.

Irigasi perpompaan adalah sistem irigasi dengan memakai pompa air yang pendistribusiannya lewat aliran terbuka ataupun tertutup. Irigasi perpompaan ini mencangkup tiga elemen penting, yakni pompa air serta kelengkapannya, bak penampung menjadi reservoir untuk mendekatkan jarak dari sumber air ke tempat, lalu jaringan distribusi baik tertutup ataupun terbuka yang berperan untuk membawa serta atau membagi air ke tempat yang akan diairi.

“Sumber air datang dari pemakaian air limpasan permukaan. Prinsip pemakaian ini sama dengan pesan Bapak Menteri Amran Sulaiman yang menjelaskan jika ‘jangan sampai air hujan yang jatuh ke tanah mengalir ke lautan dengan sia-sia’,” kata Sarwo Edhy.

Satu tampungan dengan daya tampung air seputar 700 meter kubik dibikin di daerah itu untuk menyimpan air limpasan yang akan dipompa ke bak penampung. Letak bak penampung 30 meter dari sumber air dengan ketinggian seputar 1,5 meter serta memiliki ukuran 6m x 4m x 1m lalu disalurkan dengan gravitasi ke tempat petani.

Awal mulanya, beberapa petani terhalang permasalahan air untuk minum, sanitasi ternak, serta penyiraman HMT. Jadi karenanya ada pertolongan ini, diinginkan petani bisa memanjakan sapi mereka serta membuahkan sapi potong yang cukuplah berbobot dan bisa berperan pada pemerintah untuk tercapainya nawacita lumbung pangan dunia 2045.

Exit mobile version