oleh

Menhan Menyebutkan Terorisme Saat Ini Ancaman Teroris Generasi Ketiga

Menhan Menyebutkan Terorisme Saat Ini Ancaman Teroris Generasi Ketiga

Bulatin.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memperingatkan. supaya beberapa tokoh penduduk, dan ulama dapat selalu mengawasi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

Menurut dia, ini karena masih tetap ada intimidasi terorisme dengan memahami radikalisme yang ingin mengakibatkan kerusakan NKRI.

Dia mengutamakan, butuh peranan ulama untuk melakukan mengawasi Pancasila.

“Kalau beberapa ulama tidak melakukan bela negara serta tidak bela Pancasila, dan UUD 1945, jadi kita jadi pengkhianat pada bangsa ini. Serta, pengkhianat buat orang-tua serta ulama-ulama pendahulu kita, yang sudah memperjuangkan kemerdekaan bangsa,” kata Ryamizard melalui tayangan persnya, Selasa 9 April 2019.

Ryamizard memberikan, dalam masa perubahan modernisasi serta globalisasi sekarang ini tidak cuma melawan intimidasi fisik, tapi pula non fisik. Karena itu, semua komponen masyarakat negara Indonesia mesti waspada intimidasi disintegrasi bangsa melalui pergantian pola pikir yang maksudnya merubah ideologi negara Pancasila.

“Dengan kemampuan soft power, intimidasi ini selalu berusaha dengan sistematis, tersusun, serta massif untuk mengakibatkan kerusakan jati diri anak bangsa Indonesia dengan ideologi radikal,” katanya.

Lalu, dia memperingatkan kembali jika satu diantara intimidasi yang begitu riil serta adalah bentuk penistaan pada agama, negara ialah terorisme serta radikalisme.

Menurut dia, intimidasi ini tidak cuma memunculkan kerugian material serta nyawa, dan membuat perasaan takut di penduduk. Tetapi, pula sudah mencabik keutuhan berbangsa serta bernegara.

“Terorisme serta radikalisme yang kita hadapi sekarang ini ialah intimidasi teroris generasi ketiga,” papar bekas Kepala Staf TNI AD itu.

Lantas, ia menjelaskan intimidasi teroris generasi ketiga yang dimaksudnya. Diantaranya, kembalinya militansi grup radikal ISIS Timur Tengah.

“Ciri khusus dari intimidasi terorisme generasi ketiga ini ialah kembalinya beberapa militan asing ISIS dari Timur Tengah, dan berevolusinya intimidasi dari yang berbentuk ter-sentralisasi jadi terdesentralisasi yang menebar ke semua penjuru dunia, sesudah kekalahan ISIS di Syria serta Irak,” tuturnya.