oleh

Nelayan Indonesia Melanggar ZEE Australia

Nelayan Indonesia Melanggar ZEE Australia

Bulatin.com Nelayan Indonesia didenda 4000 Dolar (atau sama dengan Rp 40 juta) oleh Pengadilan Lokal Darwin sesudah dapat dibuktikan bersalah melanggar batas perairan Australia. Petugas perbatasan Australia menjelaskan dia serta awak kapalnya tertangkap di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Australia pada 7 November 2018.

Dalam sidang yang berjalan di hari Kamis (22/11/2018), seseorang nelayan Indonesia dijatuhi denda beberapa ribu Dolar itu sesudah mengakui bersalah di Pengadilan Darwin.

Menurut situs sah Angkatan Perbatasan Australia (ABF), dia mengakui bersalah atas penangkapan ikan ilegal di perairan Australia.

Nelayan itu serta kru-nya tertangkap oleh pesawat pengawas di 80 mil laut ZEE Australia serta kemudian dicegat oleh petugas perbatasan (7/11/2018). Malangnya, kapal mereka, ucap situs ABF, tidak bisa diselamatkan hingga sangat terpaksa dihancurkan di tengah laut.

Masalah itu kemudian diinvestigasi selanjutnya oleh Otoritas Manajemen Perikanan Australia (AFMA) sampai ada putusan denda (22/11/2018).

General Manager Operasi Perikanan AFMA, Peter Venslovas, menjelaskan, beberapa nelayan itu dihukum sesuai dengan pelanggaran yang mereka kerjakan.

“Denda serta kerugian atas kapal semestinya kirim pesan pada nelayan yang lain jika usaha apa pun untuk tangkap ikan dengan ilegal di perairan Australia akan ditindak dengan serius serta ditangani secara cepat,” katanya.

Sementara itu, pihak Konsulat RI di Darwin menyebutkan ada 5 nelayan Indonesia yang diamankan pihak perbatasan Australia serta dijatuhi denda pada Kamis (22/11/2018).

“Mereka melanggar batas negara, bukan pencurian ikan. Kapal yang mereka gunakan kapal tradisional tiada pelacak mutakhir, karenanya langsung tertangkap,” jelas Konsul RI di Darwin, Dicky Djukarja Soerjanatamihardja, pada ABC melalui sambungan telephone.

Lima nelayan itu mendapatkan pendampingan konsuler selama proses pengadilan sampai putusan tempo hari.

“Empat orang akan dipulangkan kurang lebih hari Selasa (27/11/2018) dengan cost Pemerintah Australia. Yang satu masih tetap dirawat sebab sakit.”

Dicky menuturkan, lima nelayan pria ini umumnya berumur di atas 17 tahun serta datang dari Sulawesi Selatan.