Para Nelayan di Balikpapan Bakal Menuntut Ganti Rugi ke Pertamina
Bulatin.com – Efek jelek dari tumpahan minyak pipa punya PT Pertamina RU V Balikpapan begitu dirasa untuk orang-orang di pesisir pantai Balikpapan. Tidak terkecuali nelayan, yang menggantungkan kehidupan keseharian dari hasil melaut.
Praktis, sesudah pipa Pertamina itu putus serta menumpahkan minyak mentah di laut, nelayan di Balikpapan banyak yang berhenti melaut. Hasil tangkapan juga alami penurunan mencolok, karna tidak dapat melaut.
” Pelelangan ikan, TPI alami penurunan aktivitasnya karna nelayan sedikit yang melaut, ” kata Mapasse, dari perhimpunan nelayan Balikpapan dalam pembicaraan, Minggu, 8 April 2018.
Tidak cuma hasil laut yang alami penurunan, pembudidaya ikan serta udang di sekitaran teluk Balikpapan juga terdampak tumpahan minyak. Beberapa pembudidaya alami kerugian besar banyak ikan serta udang yang dibudidaya mati.
” Tempo hari kami dengan dari tim KKP kesana (tempat budidaya), kami dapatkan banyak udang yang mati, ” tutur Mapasse.
Mapasse mengharapkan tanggapan cepat dari Pertamina untuk menangani masalah ini. Sebab, perekonomian nelayan Balikpapan berhenti. Mereka tidak miliki ketrampilan lain, tidak hanya melaut. ” Saat ini mereka cuma bersihkan alat-alat tangkapnya yang terkena minyak, ” paparnya.
Selain itu, kurun waktu dekat ini, komune nelayan Balikpapan akan mengemukakan tindakan tuntutan mereka ke Pertamina. Nelayan mengharapkan difasilitasi Kementerian Kelautan serta Perikanan untuk mengemukakan tuntutannya ke Pertamina.
” Karna hingga sekarang ini Pertamina belum juga jumpai korban dari nelayan, terlebih membahas ubah rugi, ” jelas Mapasse.
Terlebih dulu, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalimantan Timur, membuka penyebabnya terjadinya tumpahan minyak di Teluk Balikpapan. Dari hasil penyelidikan tumpahan minyak itu datang dari pipa punya PT Pertamina yang salurkan minyak mentah atau crude oil dari terminal Lawe-Lawe/PPU ke kilang RU V Balikpapan.
Mengenai pipa itu di ketahui ada dibawah laut dengan kedalaman sekitaran 26 meter. Pipa itu alami patah serta berubah sampai 100 meter dari tempat awal mulanya. Hal tersebut di ketahui sesudah Pertamina lakukan pemeriksaan dengan lakukan penyelaman serta site scan sonar.
GM Manager PT Pertamina RU V Kalimantan, Togar MP menyebutkan peristiwa itu berlangsung dengan mendadak, hingga waktu peristiwa tumpahan minyak ini diprediksikan cuma tumpahan minyak umum.