Site icon BULATIN

Para Pelajar Di Amerika Membolos Bebarengan Untuk Berdemo

Para Pelajar Di Amerika Membolos Bebarengan Untuk Berdemo

Para Pelajar Di Amerika Membolos Bebarengan Untuk Berdemo

Bulatin.com – Beberapa pelajar serta karyawan sekolah di beberapa kota di Amerika Serikat hentikan sesaat aktivitas belajar-mengajar pada Rabu (14/03) untuk menuntut reformasi kepemilikan senjata api.

Tindakan yang di gelar persis sebulan berselang sesudah penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Negara Sisi Florida, diawali pada jam 10. 00 dibagian timur AS serta berlanjut ke zona saat sisi barat.

Penyelenggara tindakan itu, yang mengadakan Pawai Wanita menentang pelantikan Donald Trump jadi presiden pada Januari 2017, menyeru pada semuanya ” pelajar, guru, karyawan tata usaha sekolah, orangtua, serta sekutu ” untuk ambillah sisi.

Dalam website penyelenggara tindakan bolos, mereka menuding Kongres AS ” tidak lakukan apa-apa tidak hanya mencuit doa dalam menyikapi kekerasan bersenjata yang menempa ” sekolah serta permukiman.

Di SMA Parkland, sebagai tempat kematian 17 orang, beberapa ribu siswa jalan dengan perlahan-lahan kei lapangan sekolah serta berpelukan keduanya disertai tepuk tangan sanak saudara serta pendukung.

Kepala Sekolah, Ty Thompson, menyeru pada mereka untuk membuat ” acara berpelukan paling besar “.

Sekolah lain yang ikut berperan serta dalam tindakan itu yaitu SMA Columbine di Negara Sisi Colorado tempat penembakan pada 1999 yang menewaskan 13 orang.

Tindakan memprotes juga dibarengi beberapa pelajar di sekitaran Washington DC yang berkumpul diluar Gedung Putih sambil berteriak ” Cukup telah ” serta mengusung bermacam poster bertuliskan ” Jagalah Orang, Bukan Senjata “.

Ada pula beberapa pelajar yang berkumpul di Capitol Hill serta diterima pemimpin fraksi Demokrat di Senat dan DPR, Chuck Schumer serta Nancy Pelosi.

” Kami semuanya terharu dengan kefasihan serta keberanian kalian untuk menghindar kekerasan bersenjata, ” tutur Pelosi.

” Terima kasih sudah mengemukakan tekanan kalian untuk perjuangan ini, ke pintu Amerika, ke pintu perwakilan rakyat Amerika Serikat, ” sambungnya.

Terkecuali di Washington DC, demonstrasi juga dikerjakan di New York. Beberapa ratus pelajar dari SMA Fiorello H LaGuardia yang beberapa besar menggunakan kostum oranye jadi simbol pergerakan reformasi kepemilikan senjata berpawai di Manhattan.

” Doa serta perkataan simpatik kurang, ” sebut suatu poster yang mereka angkat.

Gubernur New York, Andrew Cuomo, gabung dengan beberapa pelajar untuk ikuti tindakan simbolik terlentang di dalam jalan lokasi Manhattan.

Walau demikian, tidak semuanya pihak memberi dukungan tindakan itu.

Beberapa sekolah melarang beberapa siswa ikuti demonstrasi menuntut kepemilikan senjata api, seperti satu sekolah di Texas yang meneror juga akan menskorsing tiga hari pada pelajar yang berdemo.

” Kami juga akan memberi sangsi, tidak perduli apakah yang ikut serta satu pelajar, 50, atau 500, ” kata penilik sekolah dikawasan Needville, Curtis Rhode.

Serangan di SMA Parkland, Florida, berlangsung pada 14 Februari lantas serta bertepatan dengan Hari Valentine. Insiden itu yaitu penembakan di sekolah yang paling fatal mulai sejak 2012.

Sejumlah 14 siswa serta tiga karyawan sekolah tewas waktu itu.

Pihak kejaksaan saat ini berusaha menuntut supaya pelaku yang adalah bekas siswa di SMA tersebut dihukum mati atas tuduhan pembunuhan merencanakan.

Pada Rabu (14/03), lewat pengambilan suara yang selesai 407 berbanding 10, DPR AS memberi dukungan satu rancangan undang-undang yang menganggarkan US$50 juta (Rp687 miliar) untuk kursus, system pelaporan, peninjauan ancaman, pembentukan tim intervensi, serta koordinasi sekolah-polisi.

Tetapi, rancangan undang-undang itu sekalipun tidak mengulas kepemilikan senjata api.

Belum juga terang kapan Senat juga akan mengulas RUU itu.

Presiden Donald Trump mencuitkan supportnya atas RUU itu, walaupun berisi tidak menyepakati pemberian senjata api pada guru serta karyawan sekolah.

Gedung Putih sendiri sudah memajukan gagasan tindakan berbentuk :

Chuck Schumer, pemimpin fraksi Demokrat di Senat AS, mengatakan gagasan tindakan Gedung Putih jadi ” langkah bayi “.

Exit mobile version