Seorang Perempuan Minta Bantuan Pemerintah Untuk Turunkan Berat Badan
Bulatin.com – Seseorang wanita yang mempunyai berat sekitar 350 kg di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, minta perhatian pemerintah daerah untuk menolong menyembuhkan keunggulan berat badan yang dideritanya.
“Saya mengharap pemerintah dapat memberi pertolongan pada saya untuk penyembuhan turunkan berat badan yang telah sampai sekitar 350 kg lebih,” kata Titi Wati yang cuma dapat tengkurap dalam tempat tidur di dalam rumah kontrakannya itu di Palangka Raya, Minggu (6/1).
Wanita 37 tahun tersebut merasakan berat badannya bertambah mencolok dalam tujuh tahun paling akhir. Mengakibatkan, kini wanita yang diperkirakan merupakan wanita tergemuk di Kalimantan Tengah itu semakin kesusahan berjalan dan semakin banyak berbaring dengan tempat tengkurap.
Beberapa langkah dikerjakannya untuk mengobati obesitas atau keunggulan berat badan yang dideritanya, salah satunya dengan konsumsi minuman herbal penurun berat badan. Langkah itu dia mengaku tunjukkan hasil karena berat badannya sudah sempat menyusut.
Akan tetapi, karena harga minuman herbal itu semakin mahal, Wati tidak mampu kembali membelinya, sehingga pada akhirnya skema makannya juga kembali membuat berat badannya naik kembali.
“Sesudah tidak dapat beli minuman herbal penurun berat badan itu, sayapun melakukan kegiatan saya seperti orang normal. Makan dan minumpun pun tidak termonitor kembali, sehingga berat badan saya yang saat itu sudah sempat 167 kg, kini jadi 350 kg lebih,” tuturnya.
Ibu satu anak itu mengakui memang senang makan cemilan sehari-harinya. Bahkan juga minuman es dan makanan gorengan, tidak lepas jadi santapannya sehari-hari.
Kini Wati berusaha dengan kurangi bagian makan cemilan karena cemas badannya selalu jadi membesar bersamaan berat badannya yang selalu naik. Bahkan juga Wati saat ini benar-benar tidak dapat berdiri karena kakinya tidak dapat untuk meredam berat badannya yang semakin jadi membesar sehari-harinya.
“Setiap saat bangun tidur sisi kaki saya selalu sakit seperti keram, lalu badan berasa sakit semua,” kata wanita yang mempunyai hoby bernyanyi tersebut.
Wati mengakui tidak sempat lakukan penyembuhan atau mengecek keadaan kesehatannya ke dokter dan rumah sakit.
Sang suami, Edi (52) mengakui pihaknya mesti mensyukuri apakah yang telah dikasihkan Tuhan.
“Kata suami saya, mengambil hikmahnya saja dan syukuri kondisi yang telah dikasihkan Tuhan. Ingin bagaimana kembali kami melakukan perbuatan jika ini telah nasib dari keluarga kami,” papar Wati menirukan pengucapan suaminya yang kerja menjadi pencari kayu hutan.
Sesaat itu, Herlina (19) yang merupakan putri semata-mata wayang wanita tergemuk di Kalimantan tengah tersebut, dengan adanya kabar berita di mass media tentang kondisi ibunya, ia mengharap pemerintah ditempat serta beberapa dermawan dapat mengulurkan tangannya untuk mengobati penyakit yang terkena ibunya.
“Besar kami harap supaya ibu saya memperoleh uluran tangan dari beberapa dermawan serta pemerintah untuk menolong penyembuhan. Kami pasrah dan apakah bisa buat dengan keadaan perekonomian kami yang tidak dapat untuk lakukan penyembuhan ibu supaya bisa kembali normal seperti yang lalu,” katanya.