Beberapa Potensi yang Tandakan Seorang Anak Siap Jadi Generasi Maju
Bulatin.com – Membentuk anak menjadi generasi maju di masa depan, bukan hanya dengan memberi asupan nutrisi yang baik saja. Tapi juga stimulasi agar seluruh potensi dalam dirinya dapat berkembang sempurna. Psikolog anak Anna Surti Ariani mengungkapkan, ada 5 potensi dasar anak yang mendukungnya memiliki masa depan gemilang.
Potensi tumbuh tinggi dan kuat
“Pertama potensi fisik. Mau tidak mau fisik harus jadi dasar, kalau anak tidak sehat dia tidak bisa tumbuh tinggi dan kuat,” ujar psikolog dengan sapaan akrab Nina ini saat peluncuran ‘SGM Eksplor Dukung Anak Indonesia Jadi Generasi Maju’ di kawasan SCBD Jakarta, Rabu, 18 April 2018.
Potensi percaya diri
Potensi ini umumnya mulai muncul di usia 3 tahun pertama anak. Percaya diri, bukan sekadar ia senang tampil atau tidak, tapi bagaimana anak yakin dengan kemampuan dirinya.
“Belum tentu yang berani tampil, yakin terhadap apa yang disampaikannya. Kalau dia berani tampil karena yakin dengan kemampuannya itu yang disebut percaya diri,” lanjut Nina.
Potensi cerdas kreatif
Cerdas, kata Nina, adalah ketika anak cepat menangkap dan mengerti ketika kita menyebutkan sesuatu. Anak dapat memahami dan menangkap apa yang kita sampaikan dan bisa mengaplikasikannya.
Sedangkan kreatif, anak punya ide-ide yang bisa dipakainya untuk memecahkan masalah sehari-hari. Kedua potensi ini saling melengkapi dan dibutuhkan untuk mengembangkan potensi anak.
Potensi mandiri
Mandiri berarti anak bisa mengandalkan dirinya untuk melakukan hal tertentu. “Bukan berarti juga anak tidak boleh minta tolong, tapi ketika melakukan sesuatu dia bisa menyelesaikan sendiri,” imbuh Nina.
Potensi supel
Karakter ini merupakan bagian dari keterampilan sosial anak, di mana ia bisa berteman, bekerja bersama, dan berbagi. Selain itu, anak juga punya nilai kesopanan.
Nina menekankan, jika anak memiliki 5 dari potensi dasar ini, ia sudah siap menjadi generasi maju dan nantinya akan lebih mudah dalam mencapai kesuksesan.
Kesuksesan ini tidak selalu dalam bentuk piala atau prestasi akademis saja, tapi dia bisa jadi anak sehat, tumbuh optimal sesuai usianya, sejahtera, dan memiliki nasib yang lebih baik dari orangtuanya.