oleh

Inilah Sebab Sebaiknya Tak Mentato Bagi yang Kekebalan Tubuhnya Lemah

Inilah Sebab Sebaiknya Tak Mentato Bagi yang Kekebalan Tubuhnya Lemah

Bulatin.com – Tato bagi beberapa orang adalah sebuah ekspresi diri akan karya seni. Namun, tato juga bisa mendatangkan berbagai efek samping yang tidak diharapkan, seperti infeksi, jaringan parut dan iritasi kronis.

Di samping itu ada juga kekhawatiran bahwa tinta yang digunakan untuk tato dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh dan aspek kesehatan lainnya yang belum diketahui. Beberapa studi bahkan menemukan bahwa sebagian besar tinta hitam mengandung senyawa karsinogenik.

Para ahli sekarang melaporkan bahwa mentato tubuh menjadi sangat berisiko bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu yang sudah ada. Demikian dilansir dari laman Earth, Rabu, 20 Juni 2018.

Baru-baru ini, seorang wanita yang mengonsumsi obat imunosupresan mengalami nyeri kronis di pinggul dan kaki setelah membuat tato di paha kiri. Wanita itu telah ditato di kaki kanannya beberapa tahun sebelumnya tanpa masalah, tetapi pengalaman ini sangat berbeda.

Sejak menerima transplantasi paru-paru ganda pada tahun 2009, dia telah menggunakan obat-obatan untuk menekan sistem kekebalannya, yang diduga para ahli, hal itu telah menyebabkan reaksi buruk.

Pasien mengalami iritasi kulit ringan setelahnya yang bisa dibilang tidak biasa. Namun, seminggu kemudian, ia mengalami nyeri di lutut kiri dan pahanya, dan gejalanya sangat parah sehingga diperlukan obat pereda nyeri yang kuat.

Setelah sepuluh bulan, gejala pasien berkurang tetapi tidak sepenuhnya hilang. Dia dirujuk ke klinik rheumatologi dan diuji untuk berbagai kondisi, yang semuanya kembali negatif.

Pemeriksaan otot pahanya, bagaimanapun, mengungkapkan bahwa ia mengalami peradangan otot kronis yang dikenal sebagai miopati inflamasi. Kondisi ini biasanya disertai dengan kelemahan otot dan rasa sakit, dan penyebabnya seringkali tidak diketahui.

Dalam kasus khusus ini, para dokter percaya bahwa penyakit jaringan otot terkait dengan proses tato itu sendiri, dan respons itu mungkin diperburuk oleh sistem kekebalan tubuh yang terganggu.

“Meskipun kami mengakui bahwa tidak ada bukti untuk membuktikan efek penyebab, waktu onset dan lokasi gejala berkorelasi baik dengan aplikasi tato dan tidak ada faktor lain yang dapat diidentifikasi untuk menyebabkan patologi,” tulis para dokter.

Fisioterapi membantu memperkuat otot paha pasien, dan dia akhirnya terbebas dari rasa sakit setelah tiga tahun.

Penulis penelitian memperingatkan bahwa individu, terutama mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu, harus sadar akan potensi risiko yang terkait dengan memiliki tato. Studi ini diterbitkan dalam jurnal BMJ Case Reports.