KIA Kalang Kabut Soal Mobil LCGC
Bulatin.com – Tiap-tiap agen pemegang merk yang tergabung dalam Kombinasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, harus menyetorkan data penjualannya. Tetapi, PT KIA Mobil Indonesia tampak telah tak akan lakukan itu semenjak tiga bulan kemarin.
Distribusi dari pabrik ke diler KIA sepanjang 2016 masih tetap tinggi, sampai 1. 442 unit. Tetapi, di tahun selanjutnya selalu alami penurunan. Selama 2017 cuma 837 unit, serta masuk 2018 penjualannya semakin turun, jadi 122 unit.
Aspek penjualan KIA alami penurunan, karena cuma jual tiga produk , yakni Sedona, Rio serta Sportage. Picanto yang awalannya jadi tulang punggung, telah tak akan di jual.
General Manager Business Development KMI, Harry Yanto menyampaikan, pihaknya masih tetap selalu lakukan pengiriman unit ke diler, supaya rotasi uang masih berada di semuanya jaringan diler.
“Diler-diler butuh hidup, kami masih kirim unit serta mereka butuh jualan, ” katanya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Ia mengakui, pasar mobil penumpang telah mulai berubah ke segmen low biaya green car atau LCGC. Seperti yang tampak di data Gaikindo, semenjak 2013 selalu menujukkan kenaikan.
“Bisnis sulit, pertarungan semakin ketat. Saksikan saja data Gaikindo, penjualan mobil LCGC selalu bertambah semenjak 2013, dapat sampai 30 %, ” katanya.
Menurut dia, pasar mobil di Indonesia telah dikuasai merk Jepang sekitar 98 %. Bekasnya jadi persaingan perebutan pada mobil merk Amerika Serikat, Eropa, Korea Selatan, serta China.
“Kalau kami turut pameran, maksudnya jualan dong. Namun demikian kami disatukan dengan merk Jepang, merek-merek lain tidak disaksikan. Ada yang singgah ke stan, namun hanya lihat-lihat saja, tidak jadi beli. Orang masih pilih Jepang. ”