Kuliner Nasional Khas Yang Bangkitkan Spirit Merakyat
Bulatin.com – Kuliner nasional mampu menumbuhkan spirit kerakyatan karena citarasa masakan khas nusantara. Hal itu lah yang dirasakan Hasto Kristiyanto saat ‘mudik’ke kampung halamannya, di Sleman, Yogyakarta.
Sekjen PDIP tidak pernah absen bertandan g ke Kuliner Terminal Condong Catur yang ada di Sleman. Karena, disana disuguhkan bermacam makanan khas tradisional. Di antara yang menjadi langganan Hasto adalah Bakmi Jawa Miroso milik Bu Karno dan Oseng Mercon yang dikelola Bu Kiki.
Bakmi Jawa Miroso menjadi langganan Hasto semenjak duduk di bangu kuliah. Letaknya di Jalan Anggajaya, Gejayan, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
” Bakmi Jawa ini telah saya gemari sejak mahasiswa, waktu itu harganya satu porsi Rp350, dan saat ini di samping Bakmi ada juga Oseng Mercon, osengan tempe dan kerang yang superpedas, ” kata Hasto, disela memakan Bakmi Jawa Miroso, masakan Bu Karno.
Hasto yang didampingi Rahmat Sahid, caleg PDI Perjuangan untuk daerah penentuan Jawa Tengah VII (Kabupaten Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara) mengatakan , setiap saat menyantap kuliner tradisional selalu ingat pada upaya Bung Karno yang pada tahun 1960-an mengumpulkan berbagai resep masakan nusantara. Resep masakan itu kemudian berubah menjadi warisan Bung Karno dalam bentuk buku Mustika Rasa, yang diterbitkan pada tahun 1967.
” Saya juga selalu ingat pesan dari Ibu Megawati supaya dalam masalah makan an pun, perut kita tidak bisa dijajah oleh makan an impor. Karena kita itu punya begitu banyak resep masakan seperti yang tertuang dalam Buku Mustika Rasa, yang dari citarasa dan kekayaan bumbunya begitu luar biasa sehingga bercitarasa sempurna, ” ungkap Hasto.
Sementara itu , Bu Karno, yang telah berjualan Bakmi Jawa mulai sejak tahun 1986 mengungkapkan, Hasto memang salah satunya pelanggan setianya sejak masa kuliah.
” Sampun awit riyen mas, nek tindak Yogyakarta Pak Hasto harus mampir mriki dahar bakmi (sudah sejak dulu mas, kalau ke Yokyakarta Pak Hasto pasti mampir sini makan bakmi), ” jelasnya.
Saking seringnya mampir, Hasto akan dicari-cari oleh Bu Karno waktu tidak bertandang ke tempat ia mangkal kurun waktu lama.
Waktu singgah ke warung bakmi Bu Karno, Hasto juga selalu pesan setidak nya 5 bungkus bakmi goring dan bakmi rebus, untuk dibawanya pulang. Di ruang tempat kuliner itu , Hasto memang cukuplah diketahui karena kerap singgah makan waktu pulang ke Sleman. Karena itu, waktu hasto hadir, pedagang kuliner ditempat itu begitu antusias.
Di samping itu , Hasto membuka nama sang penjual bakmi, Bu Karno memperingatkan akan nama Bung Karno. Praktis, terbesit juga dibayang an Hasto goretan histori yang ditinggalkan sang Prokalamator.
” Indonesia yang begitu kaya, dengan bermacam makan an yang luar biasa dan tidak ada satu juga negara mempunyai keanekaragaman dan kesempuranaan bumbu makan an selengkap Indonesia. Kami memimpikan muncul para ahli peneliti boga dan ahli gizi untuk menggelorakan nasionalisme dari makan an Indonesia. “