oleh

Mahasiswa ITT Tewas Terpeleset Di Curug Bayan

Mahasiswa ITT Tewas Terpeleset Di Curug Bayan

Bulatin.com Aldi Prayogi (18) mahasiswa salah satunya perguruan tinggi swasta meninggal terbenam di Curug (air terjun) Bayan, Grumbul Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Minggu (2/12). Waktu berswafoto bersama dengan temannya, Aldi terpeleset dan terikut arus deras.

Aldi terdaftar menjadi warga Kabupaten Barito Selatan, Propinsi Kalimantan Tengah. Di Banyumas, dia tengah meniti pendidikan menjadi mahasiswa di salah satunya perguruan tinggi swasta di Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Koordinator Tagana Kabupaten Banyumas, Ady Candra menuturkan di Curug Bayan awalannya korban tengah mandi bersama dengan dua rekan kuliahnya, Bagus (18) dan Muliadi (18) pada pukul 15.30. Ketiganya lalu berfoto bersama dengan di Curug Bayan.

“Akan tetapi nahas Aldi Prayogi terpeleset di Curug tersebut. Ke-2 temannya berupaya membantu, akan tetapi tidak kuat,” kata Ady, Minggu (2/12).

Dengar adanya peristiwa korban terbenam, pengelola Curug Bayan memberikan laporan peristiwa ke Polsek Baturraden dan mengontak Team Tagana Banyumas untuk lakukan penelusuran. Penelusuran lalu dikerjakan dengan menyertakan beberapa organisasi dan instansi penelusuran dan pertolongan.

“Jam 16.50, korban diketemukan dalam keadaan wafat,” kata Ady.

Jenazah lalu dievakuasi ke Puskesmas I Baturraden untuk divisum oleh Petugas Puskesmas dan Inafis Polres Banyumas. Hasil kontrol tidak diketemukan sinyal penganiayaan. Korban juga setelah itu dibawa ke Instalasi Pemulasaraan Jenazah di RS Margono Soekardjo Banyumas.

Jernihnya air di Curug Bayan menarik Aldi bersama dengan dua orang partnernya untuk berenang. Juga berswafoto dengan latar belakang air terjun yang tengah bergemuruh. Nahas, mereka tidak tahu bila saat itu debet air sedang tinggi-tingginya.

Mahasiswa ITT Telkom Purwokerto asal Borneo, Kalimantan Tengah itu terpeleset dan langsung tenggelam terikut arus. Keriangan juga beralih jadi kepanikan dua rekanan yang selalu berupaya selamatkan Aldi.

Lihat temannya terbawa air yang bergolak, dua rekanan Aldi berupaya membantu. Mereka juga sudah sempat mencapai tangah Aldi.

Sayangnya, arus terlalu kuat. Tangan Aldi lepas dari dua rekanan yang berupaya mati-matian menolongnya.

“Nah kebetulan tempatnya cukup ke tengah, karena sampai kedalaman sampai di dada. Itu bermakna kedalaman satu mtr. lebih,” kata Ady.

Pengelola dan warga yang tahu peristiwa ini juga langsung berupaya mengevakuasi korban dengan alat seadanya. Akan tetapi, mereka tidak berhasil karena debet Curug Bayan yang makin tinggi.

Kemungkinan, hujan berlangsung di hulu sungai Jenggala sehingga Aldi, si korban terbenam dan partnernya tidak mengerti ada banjir di sungai ini.

Badan Korban Sudah sempat Muncul Terbenam Sekitar 7 Kali

Debet air tinggi serta kencangnya arus di Curug Bayan jadi masalah tim SAR lakukan evakuasi. Korban sudah sempat tampak timbul terbenam sampai tujuh kali. Akan tetapi, tim SAR tidak berhasil mencapainya.

Sesudah seringkali tampak timbul terbenam, di satu peluang pas, dengan menegangkan seorang anggota tim SAR melompat ke air Curug Bayan, Baturraden dengan pengaman tali saat korban tampak menyembul.

Pada akhirnya korban berhasil dievakuasi pada Minggu petang, sekitar pukul 16.55. Sayangnya, saat berhasil dievakuasi, korban telah dalam kondisi wafat.

Nyatanya, peristiwa tenggelamnya pengunjung di Curug Bayan, Baturraden tidak cuma kali ini berlangsung. Sepengetahuan Chandra, ini adalah kesekian kalinya berlangsung di Curug yang salurannya di hilir diketahui menjadi Kali Pelus, Banyumas ini.

Sebabnya hampir serupa, korban tidak mengerti debet Curug Bayan yang bertambah tidak diduga dan kuatnya pergerakan air di Curug ini. Rata-rata terbenam karena tidak mengerti pergerakan air yang kuat di Curug ini.

“Tahun 2005 ada peristiwa. Lalu ada pula peristiwa lainnya, hanya tidak dilaporkan,” ia mengutarakan.

Karena itu, dia menyarankan supaya warga atau wisatawan waspada saat berwisata atau melakukan aktivitas di sungai pada musim penghujan ini. Karena, ada peluang banjir kiriman yang dikarenakan oleh hujan di lokasi hulu Gunung Slamet.

Info yang didapat Chandra, jenazah akan disemayamkan di belakang Universitas ITT Telkom, Purwokerto, tempat Aldi menuntut pengetahuan sewaktu hidupnya. Cost pemakaman akan dijamin kampusnya.