Nutrisi ASI Tak Bisa Digantikan Dengan Susu Formula
Bulatin.com – Menyusui dengan ASI eksklusif telah menjadi rekomendasi WHO untuk bayi sejak lahir hingga usia enam bulan lama. Selama proses ASI eksklusif, bayi hanya boleh mengonsumsi air susu ibu, tanpa campuran makanan lainnya.
Dilansir dari laman QZ, menurut UNICEF, ASI eksklusif pada si kecil memberi manfaat berupa 14 kali risiko lebih rendah terhadap kematian di enam bulan pertamanya, dibanding yang tidak diberikan ASI. Menyusui juga memberikan manfaat untuk ibu, yaitu menurunkan risiko kanker payudara.
Maka itu, UN dari Amerika Serikat mempromosikan ASI eksklusif dan menekan angka pemakaian susu formula pada bayi. Bukan hanya karena ASI bisa didapat secara gratis, melainkan susu formula bukan pengganti ASI untuk memenuhi gizi bayi.
Susu formula tidak memiliki manfaat yang sama persis seperti yang ASI berikan, terkait imunitas anak. Sehingga, ASI tetap harus diberikan, bukan dengan menghentikannya, lalu digantikan secara permanen dengan susu formula.
Saat ibu memberikan formula secara eksklusif pada bayi, secara alami membuat produksi ASI berhenti. Apalagi, pemberian susu formula yang olahannya terlalu banyak air, justru memicu anak mengalami malanutrisi.
Bahayanya lagi, air yang digunakan untuk menyeduh susu formula, berisiko terkontaminasi bakteri yang memicu penyakit pada anak. Sebab itu, direkomendasikan bagi semua pihak, termasuk kantor dan tempat kerja untuk membantu para ibu terus memproduksi ASI.
Salah satunya, menyediakan tempat khusus memompa ASI atau menyusui di ruang publik. Dengan begitu, pemberian ASI masih terus berlanjut tanpa harus diberikan susu formula sebagai pengganti.