oleh

Sejarah Dan Asal Usul Kebenaran Adanya Sosok Vampir

Sejarah Dan Asal Usul Kebenaran Adanya Sosok Vampir

Bulatin.com – Vampir adalah makhluk mitologi jahat yang berkeliaran pada malam hari untuk mencari orang-orang untuh dihisap darahnya. Mereka mungkin monster klasik paling terkenal dari monster lainnya di dunia.

Kebanyakan orang mengasosiasikan vampir dengan Count Dracula, subjek legendaris yang menghisap darah dari novel epik Bram Stoker berjudul Dracula, yang diterbitkan pada tahun 1897. Namun sejarah vampir dimulai jauh sebelum Stoker lahir.

Ada banyak karakteristik vampir yang berbeda karena adanya legenda vampir. Tetapi karakteristik utama vampir adalah mereka minum darah manusia. Mereka biasanya menghisap darah manusia menggunakan taring tajam, membunuh mereka dan mengubahnya menjadi vampir.

Dikutip dari berbagai sumber, jejak vampir pertama kali muncul pada mitologi Yunani, di mana seorang pria muda dari Italia bernama Ambrogio dan cinta dalam hidupnya, Selena. Cerita ini mengungkapkan karakter vampir, seperti sosok yang bergairah, pengisap darah dan sangat sensitif terhadap sinar matahari.

Menurut mitos, Ambrogio jatuh cinta kepada Selena setelah mengunjungi Oracle legendaris di kuil Apollo, dewa matahari. Amborogio meminta Selena untuk menikah dengannya, tapi Apollo cemburu, sehingga Apollo mengutuk Ambrogio bahwa kulitnya akan terbakar setiap kali terkena sinar matahari.

Dalam keputusasaan, Ambrogio menemui Hades, dewa dunia kematian, dan Artemis, dewi perburuan untuk meminta bantuan. Setelah mencuri busur perak Artemis untuk memenuhi kesepakatan yang dibuat dengan Hades, Artemis mengutuk Ambrogio bahwa perak akan membakar kulitnya.

Namun Artemis kasihan kepada Ambrogio dan memberinya kekuatan super, keabadian, dan taring untuk membunuh binatang buas dan menggunakan darahnya untuk menulis puisi cinta untuk Selena. Akhirnya, Selena yang fana melarikan diri dari pelukan Apollo dan bersatu dengan Ambrogio yang abadi.

Artemis memberi tahu Ambrogio bahwa dia bisa menjadikan Selena abadi dengan meminum darahnya. Darah gabungan mereka kemudian bisa mengubah siapa saja yang meminumnya menjadi vampir.

Di samping kisah itu, ada juga kisah mengenai Vlad Dracula, yang juga dikenal dengan Vlad Impaler. Dia lahir di Transylvania, Romania. Dia memerintah Walachia, Romania pada tahun 1456-1462.

Beberapa sejarawan menggambarkan dia sebagai penguasa adil, namun kejam yang dengan gagah berani bertempur melawan Kekaisaran Ottoman. Dia mendapat julukannya karena caranya membunuh musuh dengan menusuk mereka di tiang kayu.

Menurut legenda, Vlad Dracula menikmati makan di tengah-tengah korbannya yang mati dan mencelupkan rotinya ke dalam darah mereka. Banyak orang percaya cerita-cerita ini memicu imajinasi Bram Stoker untuk membuat Count Dracula, yang juga berasal dari Transylvania, mengisap darah korbannya dan dapat dibunuh dengan cara menusuk jantungnya.

Namun, menurut pakar drakula, Elizabeth Miller, Stoker tidak mendasari kehidupan Count Dracula di Vlad Dracula. Meskipun demikian, kesamaan antara dua makhluk mitologi itu sangat menarik.

Takhayul tentang vampir juga berkembang di Abad Pertengahan, di mana wabah membinasakan penduduk seluruh kota. Penyakit ini sering membuat mulut korbannya berdarah dan bagi yang tidak berpendidikan, menganggap mereka adalah vampir.

Banyak peneliti menunjukkan bahwa itu adalah porfiria, gangguan darah yang dapat menyebabkan lecet parah pada kulit yang terpapar sinar matahari. Beberapa gejala porfiria dapat menjadi ringan dengan meminum darah. Penyakit lain yang dikambinghitamkan karena mempromosikan mitos vampir termasuk rabies atau gondok.

Meskipun ilmu pengetahuan modern telah membungkam soal vampir di masa lalu, ada orang-orang yang menyebut dirinya vampir. Mereka adalah orang yang tampak normal, yang minum sedikit darah dalam upaya untuk tetap sehat.

Komunitas vampir dapat dengan mudah ditemukan di internet dan kota-kota di seluruh dunia. Untuk menghindari menghidupkan kembali mitos vampir, kebanyakan vampir modern menjaga diri mereka sendiri dan biasanya melakukan ritual ‘makan’, yakni minum darah donatur. Banyak yang menyatakan bahwa jika mereka tidak ‘makan’ secara teratur, mereka menjadi gelisah atau tertekan.