oleh

Tindakan Tepat Orang Tua Soal Awal Menstruasi Pada Anak

Tindakan Tepat Orang Tua Soal Awal Menstruasi Pada Anak

Bulatin.com – Menstruasi meski menjadi hal normal dalam kehidupan perempuan, namun pada praktiknya terkadang masih tabu untuk dibicarakan. Akibatnya, kesadaran anak perempuan maupun lingkungan terhadap Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) masih sangat rendah.

Unicef menemukan fakta bahwa 1 dari 6 anak perempuan tidak masuk sekolah pada masa menstruasi. Tiga penyebab utamanya adalah rendahnya sarana sanitasi yang layak di sekolah, minimnya akses informasi mengenai cara mengelola kebersihan menstruasi secara baik dan benar, dan terbatasnya pengetahuan guru tentang MKM.

Selain itu, data Plan Internasional Indonesia tahun 2018 mengungkap, sebanyak 63 persen orangtua tidak pernah memberikan penjelasan secara benar dan utuh kepada anak perempuan tentang menstruasi dan 39 persen siswa perempuan diejek teman saat menstruasi. Karena itulah, kesadaran akan MKM terus ditingkatkan agar tidak ada lagi anak perempuan yang merasa risih dengan menstruasi yang dialaminya.

Menurut Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Dr. Eni Gustina, MPH, MKM adalah upaya mempersiapkan anak perempuan ketika menstruasi. Baik mempersiapkan diri anak perempuan itu sendiri, juga lingkungannya seperti rumah, sekolah, dan orang-orang sekelilingnya, agar anak perempuan tidak lagi cemas dan takut ketika menstruasi.

“Kesiapan lingkungan itu termasuk ketersediaan air bersih, alat bantu seperti pembalut, dan kesiapan lingkungan lainnya yang juga harus diketahuinya oleh teman-teman anak perempuan saat mengalami menstruasi,” ujar Eni saat kegiatan kampanye Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia di CGV Grand Indonesia, Jakarta, Kamis 24 Mei 2018.

MKM secara keseluruhan, ditegaskan Eni, adalah membangun kepedulian semua orang tentang menstruasi. Remaja menghadapi fase pertumbuhan yang cepat di mana sinaps berkembang sangat banyak. Di sinilah penguatan fungsi kognitif pada remaja sebagai pengambil keputusan.

“Jika ketika mens dia dibully, itu akan membekas sangat dalam. Dampaknya secara emosional juga tertanam hingga dewasa, sehingga dia menjadi minder, dan sebagainya,” imbuh Eni.