oleh

Jembatan Suramadu Digratiskan Untuk Tingkatkan Perekonomian

Jembatan Suramadu Digratiskan Untuk Tingkatkan Perekonomian

Bulatin.com Presiden Joko Widodo meresmikan Jembatan Surabaya-Madura biasa disebut Suramadu untuk jembatan tanpa tol sehingga tidak ada biaya masuk alias gratis. Digratiskannya Jembatan Suramadu bisa jadi semakin menambah sepinya penumpang kapal penyeberangan di Pelabuhan Ujung Surabaya-Kamal Madura.

Sejak beroperasi pada 10 Juni 2009 yang lalu, Jembatan Suramadu sudah membuat kapal fery Ujung-Kamal sepi penumpang. Lagi-lagi Suramadu digratiskan, bisa jadi jumlah penumpang kapal penyeberangan di Ujung-Kamal tambah menyurut.

Jokowi juga menyadari hal tersebut. Menurutnya, setiap kebijakan pasti menimbulkan pro serta kontra. Dia menyerahkan bagian kapal penyeberangan kepada Gubernur Jatim Soekarwo.

“Biar Gubernur Pakde Karwo cari solusinya,” sebutnya di Jembatan Suramadu Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 27 Oktober 2018.

Tak hanya Jokowi, peresmian pembebasan tarif Jembatan Suramadu ini juga dihadiri oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna, serta Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani. Jokowi menyebutkan pembebasan tarif Suramadu ditetapkan berdasarkan masukan dari aspirasi masyarakat.

Sebelum digratiskan, tarif Tol Suramadu mengalami beberapa kali penyesuaian. “Namun dari kalkulasi yang kita pantau belum memberikan dampak ekonomi bagi Madura. Kalau kita lihat ketimpangan kemiskinan, angka-angka yang bila dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Jawa Timur, misalnya Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, angka kemiskinannya 4-6,7 persen. Di Madura, angka kemiskinan masih berkisar 16-23 persen,” ujarnya.

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menjadikan Jembatan Suramadu menjadi jembatan non tol. “Kami mengharapkan dengan diubahnya menjadi jembatan non tol, pertumbuhan ekonomi Madura semakin membaik, investasi masuk semakin banyak, properti, pariwisata, semuanya tambah berkembang,” ungkap Jokowi.

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menyampaikan, pihaknya tidak mempermasalahkan pembebasan tarif Jembatan Suramadu. Maslahnya, pendapatan dari transaksi di jembatan ini disetorkan ke kas negara, bukan ke Jasa Marga, karena anggaran pembangunannya berasal dari APBN.

“Kami hanya mengoperasikan, mengambil transaksi, menjaga lalu lintas, serta memelihara tolnya. Dengan ini sudah diresmikan, tugas kami telah usai. Tidak masalah, lega juga telah menyelesaikan tugas,” kata Desi.