oleh

Akibat Rupiah Melemah PLN Gagal Peroleh Laba

Akibat Rupiah Melemah PLN Gagal Peroleh Laba

Bulatin.com PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diperkirakan akan tidak memeroleh laba sampai akhir 2018. Hal tersebut disebabkan sebab beban nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat yang melonjak tajam dari acuan nilai ganti perseroan yang sudah ditetapkan pada awal tahun.

Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto menuturkan, pada awal tahun PLN sudah mengambil keputusan referensi nilai ganti rupiah sebesar Rp13.800 per dolar AS, akan tetapi sekarang ini gerakan rupiah dikatakannya sudah menyentuh angka Rp15.200 per dolar AS.

Dengan begitu, pembukuan laba perusahaan dikatakannya terkikis sebab memang penjualan produk PLN dilakukan dengan rupiah sedang pembelian bahan bakunya memakai dolar.

“Nilai kurs kan Rp15.200, naik kan. Tetapi jika beralih kembali, ya pembukuan turun kembali. Jadi ini masalah pembukuan saja,” tuturnya waktu ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 24 Oktober 2018.

Walau demikian, Sarwono belumlah ingin mengatakan kerugian ataupun laba perusahaan sekarang ini serta prediksi yang akan datang dengan detil, karena level depresiasi rupiah pada dolar AS dikatakannya masih tetap selalu berjalan sampai akhir tahun.

Akan tetapi, dia ikut menyatakan, dari bagian operasional, PLN masih tetap dapat membukukan laba. Dikarenakan perseroan sudah lama lakukan lindung nilai atau hedging untuk pembelian bahan bakar berbentuk gas serta batu bara, di samping ikut tarif daya yang disalurkan perseroan dikatakannya masih juga dalam kondisi yang bagus.

“Operasionalnya doakan untung. Tarif bagus tetapi kita untung. Dari bagian operasional kita untung, tetapi pembukuan ada ruginya. Itu tidak menganggu investasi kita, sebab ruginya rugi buku saja,” katanya.

Sebagai informasi, pada semester I-2018, PLN mencatat rugi sebesar Rp5,35 triliun. Hal tersebut disebabkan oleh membengkaknya beban usaha yang ditanggung perseroan, di manakah terdaftar bertambah dari Rp130,25 triliun di semester I 2017 menjadi Rp142,42 triliun pada semester I 2018.

Diluar itu, pada periode itu ikut PLN mencatat kenaikan rugi kurs sebesar Rp11,57 triliun. Walau sebenarnya di periode yang sama di tahun awal mulanya cuma mencatat Rp222,45 miliar. Dan beban keuangan yang sampai Rp10,13 triliun.