oleh

Anak Krakatau Masih Berpotensi Menimbulkan Tsunami

Anak Krakatau Masih Berpotensi Menimbulkan Tsunami

Bulatin.com Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengutarakan
masih adanya potensi kembali tsunami di Pantai Selat Sunda. Kesimpulan itu menurut analisa
dari pihak BMKG, seiring cuaca ekstrem serta gelombang tinggi di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Dwikorita menuturkan pihaknya bersama dengan Badan Geologi dan Kementerian Kemaritiman terus
melakukan pemantauan getaran atau tremor Gunung Anak Krakatau dan kondisi cuaca serta
gelombang tinggi pada sekelilingnya.

“Semua keadaan itu dapat sewaktu-waktu dapat berpotensi menyebabkan longsor kembali tebing
kawah Gunung Anak Krakatau ke Laut dan berpotensi memicu tsunami,” kata Dwikorita dalam
konferensi pers, Selasa malam, 25 Desember 2018.

Dwikorita melanjutkan, BMKG memperkirakan cuaca berlebihan dan gelombang tinggi masih akan
terjadi esok Rabu, 26 Desember 2018. Kondisi erupsi vulkanik pun masih terus terjadi dan
mengakibatkan getaran-getaran pada dinding kawah Gunung Anak Krakatau.

“Meskipun keadaan cuaca di sekitar Anak Gunung Krakatau yang malam hari ini diperkirakan hujan
ringan, tetapi keesokan hari diperkirakan berpotensi hujan sedang dan lebat semenjak pagi
sampai sore hari serta saat malam dan dini hari umumnya berawan dan hujan ringan,” kata
Dwikorita.

Selain hujan lebat, gelombang tinggi pada Rabu masih akan terjadi. Dwikorita memperkirakan
Rabu pagi, gelombang laut akan berada di kisaran 0,75-2 meter, naik dari malam hari ini yang
berada di rata-rata 0,75-1,5 meter.

Adapun pada sore sampai malam harinya, ketinggian gelombang diperkirakan berada di rata-rata
0,75-1,25 meter.

“Yang dikhawatirkan sebetulnya hujan lebat. Khawatir dinding kawah rapuh apalagi jika terus
diguyur hujan. Sementara kecepatan angin sendiri relatif menurun pada hari besok,” paparnya.

Atas beberapa analisa itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjauhi area pesisir pantai
sekitar Selat Sunda dalam radius 500 mtr. sampai 1 km.

“Jadi ini khusus di Selat Sunda, tidak di seluruh Indonesia. Untuk seluruh Indonesia kami ada
peringatan dini yang rutin di aplikasi. Tetapi itu tidak ada kaitan dengan Gunung Anak
Krakatau. Jika yang kami bacakan sekarang ini adalah khusus di kondisi Selat Sunda yang
terkait Gunung Anak Krakatau,” katanya.