Masalah Tumbuh Kembang Bisa Dipicu Dari Pola Makan Tak Sehat
Bulatin.com – Masa remaja seringkali dianggap sebagai periode hidup yang paling sehat. Di masa ini, tumbuh kembang seseorang terjadi sangat pesat jika diimbangi dengan aktivitas fisik dan nutrisi yang tepat.
Menkes Nila Moeloek menerangkan bahwa di dalam masa remaja terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau pertumbuhan cepat, juga pubertas. Pada fase tersebut, terjadi pertumbuhan fisik disertai perkembangan mental-kognitif, psikis, juga terjadi proses tumbuh kembang reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas.
“Remaja merupakan masa yang sangat berharga bila mereka berada dalam kondisi kesehatan fisik dan psikis, serta pendidikan yang baik”, ujar Menteri Kesehatan RI dalam paparannya yang disampaikan oleh Plt Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Pattiselano Robert Johan, MARS, pada Seminar Kesehatan dan Gizi Remaja di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa 15 Mei 2018.
Pola makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey tahun 2015, antara lain Tidak selalu sarapan (65,2 persen), sebagian besar remaja kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6 persen) dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7 persen). Di antara remaja itu juga kurang melakukan aktifitas fisik (42,5 persen).
“Apabila cara konsumsi ini berlangsung terus menerus dan menjadi kebiasaan pola makan tetap para remaja, maka akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit tidak menular,” lanjut Menkes.
Menkes juga menyatakan bahwa remaja mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan media sosial sehingga rawan terpengaruh oleh perilaku yang tidak sehat, atau mendapatkan informasi kesehatan dan gizi yang tidak benar (hoax).
Misalnya, mengikuti pola diet selebritis, mengonsumsi jajanan yang sedang hits namun tidak bergizi, atau kurang beraktifitas fisik karena terlalu sering bermain games sehingga malas gerak (mager).
Menkes juga mengatakan bahwa permasalahan yang dialami remaja cukup kompleks, mulai dari masalah prestasi di sekolah, pergaulan, penampilan, menyukai lawan jenis dan lain sebagainya. Berbagai hal tersebut bisa membawa pengaruh terhadap perilaku dan status kesehatan remaja itu sendiri.
“Remaja sebenarnya memiliki kemampuan untuk membuat pilihan, bagaimana pola makan dan berperilaku hidup yang sehat, serta bagaimana menjadi pribadi yang bermanfaat,” tandas Menkes.