oleh

Masud Said Pimpin ISNU Jatim Gantikan Azwar Anas

Masud Said Pimpin ISNU Jatim Gantikan Azwar Anas

Bulatin.com – Pasca-mundurnya Abdullah Azwar Anas, kursi ketua PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, kosong. Untuk memilih pengganti bupati Banyuwangi itu , Konferensi Wilayah Luar Biasa (Konferwillub) juga digelar , Sabtu (21/7).

Hasil Konferwillub yang digelar di Gedung Serbaguna Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya tersebut menyatakan , mantan Stafsus Menteri Sosial, Prof Dr Masud Said Phd resmi dipilih menjadi ketua PW ISNU Jawa Timur yang baru.

Dalam voting tertutup tahap pencalonan yang diikuti 37 pimpinan cabang (PC) dan satu perwakilan pimpinan wilayah (PW), profesor asal Sidoarjo itu mencapai 24 suara.
Sedan gkan 13 suara yang lain, semasing diraih Ivan (4 suara), Hamid Nawawi (3 suara), Mahmud Mustain (1 suara), Firmansyah Ali (2 suara), Masud Adnan (1 suara), Prof Fathoni (1 suara) dan Masud (2 suara).

Sesuai dengan Masalah 2 hurub (b) peraturan (tatib) penentuan, akan calon yang mendapatkan mini mal 10 nada, dinyatakan resmi menjadi calon. Lalu Masalah 11 ayat (2) huruf (c) menyebutkan, calon dipilih disuruh mengemukakan visi-misinya.

Waktu menuturkan visi-misinya, Mas’ud Said menyatakan, ISNU Jawa Timur dan pusat mempunyai potensi kuat di beberapa bidan g. Potensi ini dapat terwujud jika semua menyatu dan benar-benar dikuatkan dengan program.

” Visi saya menjadikan ISNU menjadi organisasi yang kuat untuk mendukung NU bermartabat menuju Jatim yang sejahtera, ” tegasnya.

Visi ini , lanjutnya, akan didukung tujuh misi untuk penguatan. Salah satunya penguatan organisasi dan keanggotaan, supaya keorganisasian dapat jadi bagian integral dari perjuangan visi.

Selanjutnya networking, lalu menghidupkan kelembagaan dan keanggotaan ISNU di daerah, serta terciptanya organisasi yang menggerakkan tumbuhnya generasi terbaik .

Sementara Ketua Umum ISNU, Ali Masykur Musa berharap agar Mas’ud Said membawa kader NU potensial untuk ber-ISNU ria. ” Begitu pula dengan sekitar 18 cabang yang akan segera Konfercab. Ajaklah tokoh dan kader potensial yang berada di cabang untuk ber-ISNU ria, ” kata Ali.

Ali juga meyakini, pada saat nya nanti , negara akan menunjukkan siapa sesungguhnya kader tulen yang mempunyai kualitas kebangsaan, siapa anak bangsa yang mempunyai kapabilitas yang tinggi.

Problemnya hanya satu, kata Ali, yaitu akses dan networking. Jika dua hal itu , dalam konteks ekonomi, politik, teknokrasi, birokrasi dan kebangsaan di buka oleh semuanya tingkatan, maka publik akan tahu jika kualitas kader NU tidak perlu diragukan.

” Kita mimpi 2019 adalah kotak yang akan di buka, sehingga nampaklah kader NU, kader ISNU, yang akan tempati di semuanya tingkatan. Itu semuanya akan kita buat persiapan dengan matang, dan pada saat nya NU adalah Indonesia dan Indonesia adalah NU, ” tandas Ali.