oleh

Menko Kemaritiman Luhut Menyebutkan Bahayanya Sungai Citarum

Menko Kemaritiman Luhut Menyebutkan Bahayanya Sungai Citarum

Bulatin.com – Jawa Barat dimaksud jadi daerah yang cukup banyak menyedot dana pemerintah pusat dalam soal kesehatan. Dari keseluruhan Rp9 triliun biaya untuk BPJS Kesehatan sejumlah Rp1, 9 triliun disedot oleh orang-orang Jawa Barat.

Bahkan juga, uniknya sekali lagi, sejumlah Rp1, 2 triliun dana itu di habiskan oleh orang-orang yang berada tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Menteri Koordinator Bagian Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, keadaan ini jadi hal yang penting untuk pemerintah untuk lakukan beberapa langkah cepat mengatasi bahaya air Sungai Citarum untuk kesehatan orang-orang.

” Diketemukan banyak juga yang berobat di Jawa barat itu ada 70 ribu yang sakit jiwa, stres. Apakah karna makan ikan (sungai citarum) atau karna apa kita tidak tahu, ” kata Luhut dalam konferensi pers di kantornya, Jumat 11 Mei 2018.

Menurut Luhut, bahaya dari limbah serta sampah di Sungai Citarum telah terang. Hingga airnya telah tidak layak sekali lagi untuk dikonsumsi.

” Hasil riset ini, ada plastik yang jadi mikro plastik nih. Kan, Bila dikonsumsi ikan, ikan kita makan. Bila itu dikonsumsi ibu hamil tentu anaknya kuntet, ” tutur Luhut.

Karenanya Luhut memohon semua orang-orang untuk sama-sama lingkungan. Menurut dia pemerintah sudah menerbitkan ketentuan Waste to Energy yakni membuat limbah jadi daya yang berguna.

Dia juga menyebutkan, kalau semua Kementerian bertindak aktif untuk selalu melakukan perbaikan pembersihan Sungai Citarum lewat teknologi terbaru.

Di satu bagian, Ia juga mencontohkan, seperti di Sukabumi selatan, ada juga tambang emas liar yang mengakibatkan pencemaran berbahan sianida serta merkuri yang jatuh juga ke aliran sungai sampai ke laut. Dia berjanji juga akan menindak tegas orang-orang yang buang limbah asal-asalan di lingkungan di Jawa Barat. Bahkan juga, pihaknya juga menggandeng Kejaksaan Agung untuk hal semacam ini.

” Jadi menurut saya ini kita mesti bersama melawan ini, Saat ini pekerjaan berat pemerintah ini. Tapi tidak mungkin saja pemerintah sendiri tapi juga stakeholder serta rekan-rekan media, ” tuturnya.

Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, Doni Monardo menyebutkan, bakteri yang mencemaskan di Sungai Citarum terkecuali ecoli yaitu bakteri pseudomonas aerogonosa. ” Dari hasil diskusi dengan mediskus grup, Ini begitu mungkin saja bakteri ini dikarenakan limbah medis yang dibuang serta memanglah kami dapatkan beberapa limbah medis di lapangan yang ada tulisan kantong darah HIV Aids, ” kata dia.

Menurut dia, bakteri ini bukan sekedar berada di Sungai Citarum tetapi ada juga di Sungai Ciliwung serta Cisadane. ” Kami juga temukan potongan badan manusia, sisa operasi. Di samping ada beberapa alat-alat operasi ada pisau ada gunting serta beberapa macam, ” katanya.

Dia menyebutkan, jumlah mata air di DAS Citarum pada tahun 2009 awalannya sejumlah 300 serta pada tahun 2015 sesudah di teliti oleh Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR cuma tersisa 144 mata air.