oleh

Menurut Kapolda Jatim Isu Agama Berpotensi Untuk Dimainkan Kepentingan Politik

Menurut Kapolda Jatim Isu Agama Berpotensi Untuk Dimainkan Kepentingan Politik

Bulatin.com Mengawasi Kamtibmas di Jawa Timur mendekati Pemilu 2019, dinilai terpenting. Karena, tidak hanya jadi acuan politik nasional, di propinsi dengan jumlahnya masyarakat sekitar 42.030.633 jiwa ini mempunyai ciri-ciri lokasi yang heterogen.

Berdasar pada hasil sensus masyarakat di Tahun 2017, jumlahnya masyarakat di Jawa Timur yang menyebar di lokasi Mataraman, Arek, dan Tapal Kuda, itu terbagi dalam 19.288.006 lelaki dan 19.787.146 wanita.

Tidak cuma itu, masyarakat di Jawa Timur yang dikenal juga begitu heterogen itu, mempunyai ciri-ciri budaya, kebiasaan, dan agama yang cukuplah kuat.

Nah, dengan deskripsi demografi inilah, Polda Jawa Timur memandang terpenting untuk masih mengawasi kondusivitas dan kestabilan keamanan mendekati Pemilu.

Lebih, rumor agama mulai memberi warna gelaran pesta demokrasi lima tahunan di 2019, seperti, contohnya, masalah pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid sekian waktu lalu.

“Pada awal tingkatan Pemilu, di sosmed (sosial media) telah ditampilkan rumor agama dan PKI. Jika masyarakat yang kurang dapat membaca situasi, ini akan memunculkan persoalan,” kata Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan, Jumat (7/12).

Sebab itu, lanjut Luki, sesudah pihaknya menyisir semua ponpes se-Jawa Timur dan menghimpun beberapa ulama, tokoh masyarakat serta Ormas pada sekian waktu lalu, kali ini Polda Jawa Timur masih butuh menghimpun kampus-kampus se-Jawa Timur.

Menurut Luki, kolaborasi pada Polri, TNI dan lembaga-lembaga yang lain, akan jadi kemampuan mengagumkan untuk menciptakan situasi yang aman dan aman, terpenting di Jawa Timur.

“Saya harap beberapa rektor (dari kampus-kampus se-Jatim) ikut ingin menginginkan Pemilihan presiden 2019 dalam kondisi aman dan memberi publikasi pada mahasiswanya,” tutup Luki.