Olahraga Dan Makan Teratur Kunci Sehat Olga Lydia
Bulatin.com – Sakit ialah perihal yang tidak diinginkan oleh kebanyakan orang. Tidak hanya membuat diri tidak produktif, sakit dapat juga merugikan beberapa orang di seputar. Untuk menahan hal tersebut terjadi, perbanyaklah berolahraga serta kendalikan pola makan.
Itu yang dilakukan oleh aktris Indonesia Olga Lydia. Dia mengakui takut sakit dengan waktu yang lama, lalu dia rajin olahraga serta mengontrol pola makan.
“Kadang-kadang orang malas (olahraga serta mengontrol pola makan), tetapi jika ingat sakitnya akan lama saya jadi takut sendiri,” kata Olga pada puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-54 di Jakarta, dikutip dari tayangan pers Kemenkes RI, Rabu, 21 November 2018.
Olga mengakui bila dirinya sakit akan berefek pada produktivitas kerjanya. Dia megatakan, waktu dia tengah kerja menjadi pemandu acara, jika dia sakit pasti acara yang akan digelar menjadi tidak berhasil serta dapat menyedihkan orang yang lain, bahkan juga kehilangan keyakinan dari orang yang lain.
Dia mengerti jika saat ini banyak penyakit yang terjadi karena pola hidup tidak sehat. Efeknya timbul penyakit degeneratif seperti diabetes serta cholesterol yang membuat penderitanya tidak dapat terlepas dari obat.
Jadi untuk mencegahnya, aktris yang profesinya menjadi model ini lebih pilih memperbanyak berolahraga serta mengontrol pola makan dengan baik. Faedahnya sudah dibuktikan oleh sang ibu. Olga bercerita jika sekarang ini ibunya berumur 77 tahun.
Di usianya yang senja itu, kata Olga, sang ibu masih tetap bugar. Bahkan juga waktu ibunya berumur 70 tahun masih tetap dapat bermain parasailing.
“Ibu saya usia 70 iseng main parasailing. Ibu saya berolahraga setiap pagi, Senin sampai Jumat senam sama teman-temannya. Saya lihat dampaknya dia seringkali berjalan-jalan serta begitu nikmati,” kata Olga.
Tidak hanya berolahraga, skema makan juga mesti dijaga. Dalam konsumsi karbohidrat, porsinya Olga aplikasikan tidak lebih dari 50 persen tiap-tiap makan.
Kemudian batasi konsumsi gula. Banyak makanan di Indonesia yang rasa-rasanya lebih manis dibanding perasaan manis yang alami seperti batang tebu.
“Kita mesti dapat mengendalikan bagian konsumsi gula. Contohnya jika makan kue yang manis jadi minumnya janganlah manis,” kata Olga.