Pekerja Keras Atau Gila Kerja
Bulatin.com – Sudah pernahkah kamu jumpai seorang yang begitu gila kerja alias workaholic? Yaitu beberapa orang yang habiskan hidupnya seolah-olah cuma untuk kerja dari pagi sampai malam. Tidak cuma itu, terkadang kita ikut seringkali dinilai melalui seberapa sukses, produktif serta sibuknya kita.
Malissa Clark dari University of Georgia mendeskripsikan gila kerja menjadi “dorongan batin untuk kerja yang membuat seorang merasa mereka senantiasa ‘seharusnya’ bekerja”. Dia menyebut mereka yang gila kerja tetap terasa kuatir atau bersalah waktu mereka tidak kerja, terus-terusan pikirkan pekerjaan serta seringkali lembur.
Apakah perbedaannya seorang yang kerja keras dengan orang yang gila kerja?
“Bergantung dari motivasinya. Sebagian orang kerja keras sebab aspek external, contoh tengah perlu uang. Akan tetapi hal itu tidak mencerminkan gila kerja. Bila seorang kerja keras sebab mereka menyukai pekerjaan itu, itu namanya work engagement. Akan tetapi bila mereka kerja sebab mereka merasa semestinya mereka kerja, itu baru gila kerja,” kata Dr Clark.
Beberapa studi tunjukkan mereka yang perfeksionis condong jadi gila kerja. Dan cenderung bekerja dalam tempo yang lama, alias lembur. Dr Clark menjelaskan jika tidak ada hubungannya jadi gila kerja dengan produktivitas yang makin baik, seperti yang beberapa orang duga, dan tidak membuat makin bahagia.
Salah satunya studi pada mereka yang workaholic mengutarakan terdapatnya kaitan dengan hasil yang negatif buat mereka sendiri, keluarga serta kesehatan mereka pada umumnya. Perihal ini ikut dikatakan oleh Tilly, seseorang produser berumur 25 tahun yang mengakui dia terasa begitu ketagihan kerja.
“Saya memikirkan pekerjaan sejak dari saya bangun tidur serta tidak berhenti sampai saya mengecheck e-mail sebelum tidur. Serta saya tetap berfikir jika saya tidak cukup serta harus kerja lebih. Ada pula desakan internal merasa harus untuk selalu kerja. Saya suka bila disaksikan sebagai peraih paling tinggi, tetapi saat yang sama, saya terasa masih kurang cukup. Saya mengharap saya tidak rasakan semacam itu,” tuturnya.
Bila kamu rasakan dirimu jadi ketagihan kerja, mungkin kamu dapat coba beberapa cara untuk menghilangkan tingkah laku itu. Contohnya dengan batasi diri tidak mengecheck e-mail sebelum jam kerja serta sesudah jam kerja atau jadikan hari Minggu menjadi hari detoks digital untuk menjauhkanmu dari pekerjaan berkaitan pekerjaan dan paparan monitor digital.
Tilly coba dengan memberikan batasan sudah membantunya terlepas dari ketagihan kerja dan berfikir kenapa dia mesti kerja di luar jam kerjanya. “Saat ini saya berfikir ke diriku sendiri ‘Mengapa saya lakukan ini?’ apa sebab saya ingin atau saya terasa saya harus? Serta perihal ini membantuku untuk tidak lagi memikirkannya,” pungkasnya.