Peretasan KPU Tidak Merubah Jumlah Suara
Bulatin.com – Badan Siber serta Sandi Negara (BSSN) menjelaskan mereka menjumpai serangan siber pada situs Komisi Penentuan Umum, seputar lima bulan sebelum Pemilu pada April 2019.
Langkah menjumpai serangan siber ini menurut Direktur Deteksi BSSN Sulistyo yaitu dengan pelajari skema serangan di luar negeri seperti yang terjadi dalam referendum Brexit Inggris serta Penentuan Presiden Amerika Serikat pada 2016.
Sulistyo menuturkan jika alurnya ada tiga: atau meretas, atau mengungkapkan serta atau menyebarluaskan.
Peretasan dapat dilakukan ke skema perhitungan nada — mencakup server, data center, serta service situs services yang digunakan dalam pengumuman hasil Pemilu.
Peretasan juga bisa dilakukan dengan DDoS yang mengakibatkan situs dibanjiri keinginan tinggi saat yang bertepatan.
Tengah pembocoran (leak) bermakna usaha lawan politik untuk mengambil info serta dibocorkan ke penduduk.
Salah satunya contoh ialah dalam masalah photo viral Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam Pemilihan kepala daerah 2018.
Sulistyo ikut menuturkan jika dalam Pemilihan kepala daerah 2018 lalu banyak account pribadi dari penyelenggara Pemilu yang berupaya diambilalih.
Semua info yang dicuri ini kemudian disebarluaskan ke penduduk.
Berkaitan kekuatan serangan ini, BSSN telah memberitahukan KPU. Instansi penyelenggara pemilu itupun telah ambil langkah antisipatif – baik internal serta external.
“Pasti kami akan ambil beberapa langkah antisipatif, jelas itu akan kami kerjakan serta telah kami kerjakan,” tutur Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Akan tetapi Wahyu memperingatkan supaya penduduk tidak butuh cemas berkaitan hitungan nada sebab dilakukan dengan manual.
“Hitungan nada ataupun rekapitulasi hitungan nada itu dilakukan dengan bersidang melalui rapat pleno. Jadi ini manual,” kata Wahyu Setiawan.
Jamalul Izza, Ketua Asosiasi Penyelenggara Layanan Internet Indonesia (APJII) — salah satunya entitas yang memberi input pada KPU berkaitan pengamanan siber — ikut pastikan jika hitungan nada KPU aman dari serangan siber.
“Sekarang ini dari skema yang berjalan, server pengumuman nada itu ada di hingga harusnya menjadi lebih aman,” jelas Jamalul. Server cuma bisa diakses di tempat itu sheingga tidak dapat diakses oleh umum.
Berdasar pada pengalaman awal mulanya, ditambahkan Jamalul, server KPU dilindungi oleh hingga yang bisa dilakukan peretas ialah perlambat akses