Ribuan Hektar Sawah di Jawa Barat Mengalami Kekeringan
Bulatin.com – Sekitar 13.173 hektare sawah di Jawa Barat alami kekeringan karena minimnya supply air karena masuk musim kemarau. Salah satunya, tiga ribu hektar sawah ada dalam keadaan kekeringan dengan kelompok berat.
Kepala Dinas Tanaman Pangan serta Hortikultura Propinsi Jawa Barat, Hendy Jatnika menuturkan kekeringan di pesawahan selalu meluas. Per 15 Agustus 2018, dari jumlahnya keseluruhan itu, 5.338 hektare masuk persyaratan mudah, 3.059 hektare tengah, 3.001 hektare berat serta 1.775 hektare tidak produk tif.
“Kami cemas kemarau kesempatan ini berkelanjutan. Menurut BMKG, diprediksikan hujan akan turun di Oktober,” tutur Hendy di Bandung Jawa Barat, Jumat, 17 Agustus 2018.
Hendy menguraikan, karena kekeringan itu 20 Kabupaten Kota alami efek. Salah satunya Indramayu, Majalengka, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Bekasi, Subang, Ciamis, Kota Tasikmalaya, Banjar, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Pangandaran, Kota Sukabumi.
Untuk menghadapi kekeringan supaya tidak meluas, distribusi air dengan menetapkan pompanisasi, perbaikan aliran, pembuatan sumur pantek serta pembuatan cekungan penampung untuk mengatur volume supply serta tingkatkan kualitas sudah dikerjakan.
“(Tempat puso ataukah tidak produk tif) dapat makin bertambah luas. Bila tidak ada pilihan air maka dapat begitu berat,” tuturnya.
Lanjut Hendy, Kabupaten Indramayu adalah daerah sangat kronis alami kekeringan sampai 4.373 hektare dengan 2.303 hektare persyaratan mudah, 716 hektare persyaratan tengah, 1.516 hektare persyaratan berat serta 1.247 hektare tempat tidak produk tif.
Menurut dia, kekeringan di Indramayu berlangsung karena supply air dari irigasi di Tarum Timur terganggu karena ada perbaikan. Bukan sekedar itu, luas tempat kering di Indramayu makin bertambah karena ada petani yang memaksakan penanaman padi dalam keadaan supply air menyusut.
“Sudah seharusnya diprediksi jauh hari seperti Kerawang, Petani di daerah itu telah berpindah dengan menanam tanaman lain , hingga tidak ada catatan tempat sawah yang alami kekeringan,” terangnya.