oleh

Seorang Kakek Dirampok Dan Orang Tak Dikenal

Seorang Kakek Dirampok Dan Orang Tak Dikenal

Bulatin.com – Sampuri (50), warga Jalan Letjend S Parman, Samarinda, Kalimantan Timur, diduga dirampok. Pria yang kesehariannya tukang sol sepatu itu menderita luka di kepala dan di jarinya, selesai dihantam besi baja dongkrak ban mobil. KTP dan ponselnya raib.

Peristiwa itu berlangsung sekitar jam 10. 00 Wita pagi barusan. Sampuri, jalan kaki keluar gang dihampiri pria tidak dia kenal memakai mobil. Pria itu menawarkan order jahitan 23 sepatu pekerja tambang batubara.

Tanpa ada curiga, Sampuri langsung naik ke mobil itu. Di perjalanan, dia malah di tanya ada tidaknya kartu ATM dan uang dan mobil mengarah ke ilir kota Samarinda.

” Saya saja nggak bisa baca, bagaimana bisa punya ATM, ” kata Sampuri ditemui merdeka. com di Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, Sabtu (28/4) sore.

Pria tidak di kenal itu lalu menyekap Sampuri dengan balutan lakban di kaki dan kedua mata. Bahkan, tangan Samuri diborgol dan dibalut lakban. ” Kepala saya dipukul besi dongkrak ban. Yang kedua kali, saya tangkis, kena tangan saya, ” tutur Sampuri, sambil memerlihatkan jarinya yang luka

Sampuri dibuang ke semak-semak dan ditinggal pergi begitu saja. Mujur, dia dapat melepaskan lakban di kaki dan berjalan meminta tolong warga yang tengah berlatih airsoft gun di sekitaran semak di Jembatan Mahkota II. Akhirnya, Sampuri terselamatkan warga sekitar jam 14. 00 Wita siang barusan.

Setengah jam lalu, tim Sentra Pelayanan Kepolosian Terpadu (SPKT) Polresta Samarinda mendatangi lokasi Sampuri diselamatkan warga. ” Kami datang tadi, dalam posisi sudah diselamatkan warga. Kami juga cek ke TKP. Dia dibuang oleh pengemudi mobil itu, ” kata Kanit II SPKT Polresta Samarinda Ipda Aan Suharmanto.

Aan mengatakan, korban mengaku dipukul memakai besi dongkrak. ” Korban naik mobil itu karena ada orderan 23 jahitan sepatu. Kasusnya ditangani opsnal (Satuan Reskrim Polresta Samarinda), ” jelas Aan.

Sementara Mufid (35) anak kandung korban, tahu kejadian itu setelah mendapatkan telepon dari kakaknya di Jawa.

” Jadi kakak saya itu bilang, Bapak (Sampuri) di rumah sakit karena dituduh mencuri. Saya cek tidak ada. Ternyata handphone Bapak saya dibawa perampok itu. Sekarang nomornya sudah tidak aktif, ” kata Mufid.