Sering Gunakan Sepatu di Dalam Rumah Simpan Efek Mengerikan
Bulatin.com – Setelah hari yang melelahkan, banyak yang seringkali tidak sadar masuk ke rumah tanpa melepaskan sepatu atau alas kaki. Mereka berpikir bahwa semua itu bisa dibersihkan dan bukan masalah besar.
Tapi di balik semua itu, ternyata ada bahaya kesehatan yang mengintai. Sepatu yang dikenakan bisa saja membawa sejumlah bakteri ke dalam rumah. Hal ini diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan Dr Charles Gerba, seorang ahli mikrobiologi dan profesor di University of Arizona, Amerika Serikat.
Dalam studinya, ia menemukan bahwa sepatu rata-rata mengandung 421.000 unit bakteri di bagian luar dan 2.887 bakteri di bagian dalamnya. Dr Gerba dan timnya menemukan berbagai jenis bakteri berbahaya pada sepatu, termasuk Escherichia coli, Klebsiella pneumonia dan Serratia ficaria yang semuanya dapat menyebabkan infeksi berbahaya.
“Mikroba ada di sekitar kita dan akan melekat pada permukaan yang bersentuhan dengan mereka,” ujar Michael Loughlin, dosen di Nottingham Trent University, seperti dikutip dari laman The Independent, Selasa, 10 April 2018.
Umumnya bakteri yang ditemukan pada sepatu berasal dari permukaan yang kita lalui sehari-hari, kata Loughlin. Karenanya, ia menyarankan untuk segera membersihkan sepatu sesaat setelah melewati permukaan jalan yang terdapat kotoran hewan.
“Jadi jika Anda berjalan melewati kotoran anjing atau hewan mamalia lainnya pastikan Anda membersihkan permukaan sepatu Anda, karena mereka mungkin mengandung bakteri yang dapat membahayakan kita,” kata Loughlin.
Sepatu baru juga bukan jaminan terhindar dari bakteri. Studi Dr Gerba juga menemukan bahwa sepasang sepatu baru yang dikenakan selama dua minggu dapat mengandung 440.000 unit bakteri. Membersihkan sepatu dengan deterjen dilaporkan dapat mengurangi jumlah bakteri keseluruhan pada sepatu setidaknya 90 persen.
“Pada dasarnya, ketika Anda memakai sepatu Anda di rumah, Anda membawa masuk semua yang Anda injak pada siang hari,” ujar Jonathan Sexton, seorang manajer laboratorium di University of Arizona menambahkan.