oleh

Teknologi Kecerdasan Buatan Untuk Polisi Masih Menjadi Pro Kontra

Teknologi Kecerdasan Buatan Untuk Polisi Masih Menjadi Pro Kontra

Bulatin.com – Teknologi pengenalan muka berbasiskan kecerdasan buatan, semakin berkembang adopsinya. Di Amerika Serikat, tengah jadi kajian menarik, pemasangan kamera pengintai berbasiskan kecerdasan buatan yang disematkan pada seragam polisi Negeri Paman Sam.

Wacana itu memetik pro serta kontra. Di satu bagian, penggunaan kamera pengenalan muka itu dapat menolong pekerjaan polisi. Tapi di bagian lain, kamera itu dapat menggerus privacy serta resiko disalahgunakan.

Pro-kontra ini menyeret perusahaan senjata serta teknologi dari Arizona, Axon yang disebut produsen piranti sandang kamera di badan. Axon memanglah tidak menyebutkan dengan tentu mereka tengah meningkatkan software pengenalan muka kamera badan itu, tetapi perusahaan mengonfirmasi teknologi itu tengah ‘dalam pertimbangan aktif’.

” Saya tidak berfikir ini jalan keluar terbagus, pada sekarang ini menangkap orang beresiko mesti dilewatkan demikian saja atau mengharapkan polisi mengingat siapa yang mereka mencari, ” tutur Pendiri serta Kepala Eksekutif Axon, Rick Smith, ditulis Daily Mail, Sabtu 28 April 2018.

Ia meneruskan, juga akan disayangkan bila beberapa penegak hukum tidak mempunyai teknologi kecerdasan buatan ini.

Axon menginformasikan, hasrat untuk meningkatkan teknologi ini awal 2017 kemarin. Smith menyebutkan, perusahaannya menginginkan menolong polisi kurangi beban tugasnya.

Wacana ini memetik kritik dari 30 grup HAM, teknologi, serta pemerhati privacy, termasuk juga organisasi HAM yakni American Civil Liberties Union serta NAACP. Mereka kirim surat ke Axon serta menyebutkan teknologi itu buat mereka prihatin. Organisasi HAM itu menuding proyek itu jadi tidak etis.

” Pengenalan muka mengganggu kebebasan bicara serta berasosiasi, terlebih waktu memprotes politik, ” satu diantara sisi dalam surat itu.

Ketakutan dari pemakaian teknologi ini yaitu beberapa polisi bisa salah mengidentifikasi orang yang salah. Riset dari MIT pada Februari kemarin. memperkuat alasan ini. Teknologi pengenalan muka kecerdasan buatan pada sebagian merk begitu beragam tingkat keakuratannya waktu mengetahui jenis kelamin serta ras. Seringkali diketemukan juga ketidakakuratan dalam identifikasi pemakai wanita atau yang berkulit gelap.