oleh

Film Gemini Man: Dua Will Smith Bertarung

Jakarta – Henry Brogan (Will Smith) adalah seorang agen pemerintah yang sangat handal. Bisa dibilang dia adalah harta karun yang harus dilindungi. Dia bisa menembak target dari sebuah kereta api yang berjalan dan tidak meleset. Mungkin itu sebabnya ketika Brogan memutuskan untuk pensiun dari pekerjaannya ini, bos-bosnya tidak rela dan memutuskan untuk membunuhnya. Usaha untuk membunuh Brogan ini sangat kompleks. Karena Brogan akhirnya bertemu dengan Danny (Mary Elizabeth Winstead), seorang agen yang ditugaskan untuk memata-matai Brogan. Danny ternyata tidak tahu soal misi untuk membunuh Brogan. Dia pun akhirnya dibawa Brogan bersama Baron(Benedict Wong) untuk mencari tahu soal ini.

Director dari program bernama Gemini, Clay Varris (Clive Owen) punya solusi untuk masalah ini. Tanpa sepengetahuan Brogan, dia mengkloning Brogan. Junior (juga diperankan oleh Will Smith), hasil kloning Brogan, selama ini telah dibesarkan oleh Varris sebagai anaknya dan dilatih sebagai pembunuh kelas satu dan kini saatnya dia siap untuk ditugaskan. Alangkah kagetnya Brogan ketika dia akhirnya berhadapan dengan kloningannya sendiri.

Menonton Gemini Man rasanya seperti menonton sebuah film action 90-an. Unsur jadulnya sangat terasa. Mungkin karena film ini diproduksi oleh Jerry Bruckheimer yang berjaya dengan film-film action 90-annya (seperti The Rock, Con Air, Armageddon atau Gone In 90 Seconds). Atau mungkin karena film ini adalah salah satu film yang developmentnya terlalu lama. Kabarnya di era 90an, Tony Scott dan Curtis Hanson (dua-duanya sudah meninggal dunia) sempat terlibat dalam proyek film ini. Nama-nama seperti Nicolas Cage, Brad Pitt, Tom Cruise sampai Sylvester Stallone bahkan sempat dikabarkan untuk terlibat
memerankan karakter utamanya.

Seperti film-film action 90-an, film ini mempunyai beberapa sekuens aksi yang menjadi highlight utama. Seperti adegan kejar-kejaran menggunakan motor di Cartagena yang sangat seru. Ang Lee yang sepertinya sedang keranjingan menggunakan teknologi 120 frame per seconds (film reguler biasanya 24 frame per seconds) menunjukkan bahwa dengan teknologi ini semua adegan action terasa lebih seru dan lebih real. Dan memang benar adanya. Adegan-adegan aksi Gemini Man terasa lebih nyata. Ketika karakter-karakternya loncat dari satu gedung ke gedung lain kemudian berlari melewati jalan, Anda bisa merasakan kecepatannya. Kabarnya Gemini Man juga lebih menawan ketika disaksikan dalam versi 3D.

Dan seperti juga film-film action era 90-an, Gemini Man sama sekali tidak kompleks. Tidak ada satu pun yang mengejutkan penonton dalam film ini. Darren Lemke, Billy Ray bahkan David Benioff tidak sanggup untuk memberikan dinamika cerita yang lebih kompleks daripada seorang agen tua melawan kloningan dirinya yang lebih muda. Tidak ada kompleksitas lebih, tidak ada kejutan, tidak ada apapun yang lebih.

Development karakternya ya begitu-begitu saja. Anda bisa merasakan bahwa karakter Will Smith sudah muak menjadi pembunuh karena dia mulai dihantui mimpi buruk. Dan karena yang memerankan Brogan adalah Will Smith, maka Anda akan mendapatkan semua informasi soal perasaan itu dari dirinya dengan facial expression yang berlebihan. Tidak hanya disitu, Brogan juga akan menjelaskan semua perasaan yang dia rasakan secara verbal. Tidak ada subtlety dalam film ini. Semua perasaan, keraguan, emosi diucapkan dengan verbal. Dan ini tidak terbatas pada karakter Brogan. Danny, Baron bahkan si kloningan, Junior yang rupanya memiliki perasaan seperti layaknya manusia, juga melakukan hal yang sama. Dialog yang keluar dari mulut mereka kalau bukan eksposisi ya deklamasi perasaan mereka.

Trio penulisnya pun juga melakukan hal yang sama dengan karakter antagonisnya. Clive Owen bukanlah aktor yang buruk. Tapi apapun yang ditulis soal karakternya adalah semua yang sudah pernah kita lihat di ribuan film action lainnya. Clay tidak memiliki dimensi lain. Dan dia pun tidak berusaha untuk menyembunyikan semua niat jahatnya. Dari awal penonton bertemu dengannya, kita sudah diberi tahu bahwa dia jahat. Titik.

Ang Lee adalah sutradara handal yang sudah memenangkan tiga Oscar. Satu untuk Best Foreign Language dalam Crouching Tiger Hidden Dragon dan dua sebagai sutradara terbaik lewat Brokeback Mountain dan Life of Pi. Filmography Ang Lee adalah daftar barisan film yang cukup mengesankan. Dia membuat film-film seperti The Wedding Banquet, Eat Drink Man Woman, Sense and Sensibility, Lust, Caution sampai Life of Pi. Dia bisa membuat blockbuster sekaligus karya seni tinggi. Dan menyaksikan Gemini Man yang sangat anyep, membuat saya kecewa atas pilihannya. Dari semua proyek yang dia
buat dan Ang Lee membuat film ini?

Ang Lee mungkin berusaha untuk menyajikan adegan aksi dengan teknologi mutakhir. Dan film ini kabarnya lama tidak diproduksi karena teknologi belum cukup mumpuni untuk membuat aktor tampak lebih muda. Tapi sayangnya dibutuhkan lebih dari sekedar teknologi yang canggih untuk membuat sebuah tontonan yang asyik. Dan Gemini Man adalah sebuah film aksi yang sungguh hambar.