Ini yang Menyebabkan Menurunnya Kualitas Pariwisata Bali
Bulatin.com – Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, tidak sangsi menyebutkan bila kualitas pariwisata Bali sekarang alami penurunan mencolok. Sebabnya, kata tokoh yang karib dipanggil Cok Ace itu, ialah usaha ‘menjual’ Bali di harga yang murah.
“Bali alami penurunan kualitas pariwisata. Salah satunya indikasinya ialah penurunan daya beli. Bali di jual murah oleh turis,” kata Cok Ace pada seminar dengan topik ‘Nangun Sat Kethi Loka Bali menjadi Spirit Pembangunan Ekonomi Bali’ di Vasini Hotel, Denpasar, Rabu, 20 Januari 2019.
Pada acara yang diinisiasi Mandiri Jaya Organizer itu, dia meneruskan, sampai kini pariwisata adalah tulang punggung ekonomi Bali, selain dari UKM serta bidang pertanian. Perkembangan ekonomi Bali sebesar 6,35 % melebihi nasional sebesar 5,17 %.
Begitu halnya PDRB Bali sebesar 56 % yang melewati nasional sebesar 54 %. Prosentase kemiskinan serta pengangguran di Bali pun jauh diatas nasional yaitu 3 % serta 1,17 % berbanding 9 % serta 5,14 %.
Dalam soal indeks pembangunan manusia, Bali pun mengungguli nasional dengan perolehan 74,30. “Ini tersangkut kesehatan, kebahagiaan, pendidikan serta tingkat ekonomi Bali yang jauh diatas nasional,” jelas ia.
Selain itu, bidang pariwisata memberi 73 % penghasilan Bali atau sama dengan Rp163 triliun dari penghasilan keseluruhan bidang pariwisata sejumlah Rp225 triliun.
“Itu penghasilan kotor Bali di bidang pariwisata. Bekasnya bidang UKM serta pertanian, dimana pertanian memberi 14 % penghasilan Bali,” katanya.
Akan tetapi, di jual murahnya Bali oleh turis, pentingnya wisatawan asal China jadi rintangan sendiri. Dia bercerita, beberapa toko asal China yang beroperasi di Bali banyak jual beberapa hal tidak terkait dengan pariwisata seperti rantang, panci, bantal serta lainnya.
Hasil dari investigasinya, turis China dibawa masuk ke toko itu. Terlebih dulu mereka di cluster dalam ruang beberapa 30-50 orang. Disana, mereka mendapatkan penjelasan mengenai produk yang mereka jual dihubungkan dengan Indonesia.
“Mereka menjelaskan bila Indonesia adalah penghasil karet terbaik dalam dunia. Jika tidak tertarik beli, mereka akan diminta dengan bermacam langkah untuk tertarik beli,” tutur Cok Ace.
Anehnya, beberapa pegawai toko itu tidak dapat berbahasa Indonesia walau mempunyai KTP Indonesia seperti Singkawang serta Sumatera.
“Ini pula saya selidiki. Lantas pembayarannya ia gunakan WeChat. Berarti, produk yang mereka jual tidak berada di Bali. Di sini cuma sampel saja. Barang telah berada di sana (China). Kita belum pernah terima penghasilan dari import barang ia,” jelas Cok Ace.
“Dari keuntungan itu dimaksud jual beli kepala. Toko mesti bayar pada agen, pada mitra demikian dolar,” papar ia.
Bila turis China tidak tertarik beli pun, Cok Ace mengakui mereka mempunyai trick rayuan maut lainnya. Yaitu, mereka akan memelas menceritakan bila orang-tua mereka entrepreneur kaya raya di negeri aslinya. Mereka di kirim ke Bali untuk mengurus usaha orang-tua mereka.
“Diakuinya tersiksa di Indonesia. Ia meminta dibeli barangnya supaya bisa pulang ke negaranya. Dari satu kepala, keuntungan yang didapatkan US$100. Kurang lebih ia bisa US$1.000 dari usaha itu dalam satu hari,” urai ia.
Perihal lainnya, banyak turis China yang alami kecelakaan dalam berkendara. Sesudah dicek nyatanya bus yang mereka sewa ialah keluaran tahun 80-an. Sesaat jumlahnya turis China yang meninggal waktu diving atau rafting itu berlangsung karena menyengaja menyewa pelatih tidak bersertifikat memiliki biaya murah.
“Saat ini muncul rumor di China bila mereka diusir dari Indonesia. Bali yang daerahnya baik saat ini juga tidak ingin terima kami (orang china). Jadi belakangan ini saya ke China menjelaskan apakah yang berlangsung sebenarnya. Jika mereka diurus dengan baik, lumayan bagus sebab ada 11 juta turis China trip ke Bali,” katanya.
Selain itu, salah satunya narasumber pada acara itu, Wakil ketua Umum 1 IWAPI, Ni Wayan Parwati Asih mengatakan dukungannya pada program Nangun Sat Kerthi Loka Bali menjadi spirit pembangunan ekonomi Bali untuk mendukung pembangunan nasional terutamanya Propinsi Bali.
“Kami mendukung semua usaha yang dikerjakan Pemprov Bali untuk membuat perlindungan industri pariwisata serta ekonomi kreatif di dalam pasar global,” katanya.