Kerajinan Menggambar di Daun Kering Beromzet Besar
Bulatin.com – Beberapa orang memandang daun-daun kering, yang berguguran dari pohon, hanya sampah. Walau sebenarnya daun kering dapat mempunyai nilai ekonomi jika dimanfaatkan dengan pas.
Rasendriya Kriya Tulang Daun merubah daun-daun kering yang jatuh ke tanah menjadi karya seni yang berharga jual tinggi. UMKM Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini memproses bahan tulang daun menjadi kerajinan tangan.
Pendiri Rasendriya Kriya Tulang Daun, Amin Retnoningsih, mengutarakan produk kerajinan tangan kriya tulang daunnya sudah dipasarkan ke beberapa negara, seperti Malaysia serta Australia.
“Modalnya, bahan baku tidak hanya terbatas daun tua. Produk favorit kami lukisan tulang daun serta seringkali dibeli menjadi suvenir keynote speaker,” kata Amin pada wartawan dalam Media Training Mandiri 2018 di Semarang, Kamis 29 November 2018.
Tidak hanya lukisan, produk lainnya kriya tulang daun yaitu aksesories gantungan kunci, kalung, bros, serta pembatas buku. Harga nya beragam dari mulai Rp35 ribu. Spesial untuk lukisan tulang daun harga nya dihitung per kepala Rp450 ribu.
Bahan basic tulang daun diperoleh proses dari perebusan sampai pemutihan dengan manfaatkan sampah daun menjadi bentuk tanggung jawab kampus konservasi. Daun yang digunakan daun berkayu besar seperti daun mahoni, karet, klengkeng, durian. Daunnya juga diambil dari lingkungan sekitar universitas.
Untuk membuat tulang daun kering, daun mesti direndam selama 15 menit dalam cairan kalium hidrosida. Daging daun kemudian disikat, lalu dikeringkan.
Amin, yang disebut dosen Unnes, mengakui omzet Rasendriya telah sampai seputar Rp100 juta per tahun. Produknya ikut dipasarkan dengan online di Blanja.com.
“PT KAI berlangganan kami. Kami membuat lukisan simbol PT KAI bergambar kereta api untuk suvenir mereka,” katanya.
Dia juga dapat berbangga sebab produknya telah dikenal di luar negeri serta mendapatkan pesanan dari beberapa belahan dunia. “Pesanan kami ada dari Malaysia serta Australia,” katanya.