oleh

Moeldoko Sebut Agama serta Pancasila Saling Menguatkan

Moeldoko Sebut Agama serta Pancasila Saling Menguatkan

Bulatin.com – Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menghadiri peringatan Nuzulul Qur’an sekalian peringatan Hari Lahir Pancasila, di Kantor Pusat Pergerakan Pemuda Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 2 Juni 2018.

Dalam sambutannya, Moeldoko menuturkan korelasi pada agama serta Pancasila dalam konteks bernegara. “Hubungan pada agama dengan Pancasila yaitu jalinan yang sama-sama menguatkan. Bukanlah sama-sama bertentangan. Rencana Pancasila digali dari nilai-nilai yang mulia, ” kata Moeldoko.

Ia memberikan, nilai-nilai didalam Pancasila bisa dipahami dalam tiga tataran, yaitu nilai filosofis, instrumentalia, serta pragmatis.

Jadi nilai instrumentalia umpamanya, Pancasila adalah sumber dari semua sumber hukum yang berlaku dalam negara hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Pancasila jadikan referensi untuk buat konstitusi serta sebagian ketentuan hukum di bawahnya, ” katanya.

Moeldoko mengerti, akhir-akhir ini relevansi Pancasila dalam kehidupan keseharian mulai diusik serta dipertanyakan. “Masih validkah Pancasila itu? Pancasila sudah pasti masih tetap valid dalam beragam dinamika sosial, dinamika politik, serta dinamika persaingan perebutan global. Kita tidaklah perlu cemas, ” katanya.

Dia memberikan, ” Pancasila yaitu ideologi yang terbuka, ideologi yang dinamis. Bagaimana mengejawantahkan, itu dapat sesuai dengan perubahan lingkungan “.

Dihadapan beberapa anggota Ansor serta Banser, Moeldoko menerangkan beragam kebijakan yang dikerjakan oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla daripada membicarakan rencana bela negara atau Pancasila.

“Itu seperti menggarami lautan. Ketekunan perjuangan NU, Ansor, serta yang digerakkan oleh anggotanya di lapangan dalam melindungi kedaulatan serta membela NKRI telah dapat dibuktikan serta teruji, ” tuturnya.

Ikut ada dalam acara itu yaitu Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, tokoh senior NU yang bekas wakil kepala Badan Intelijen Negara KH As’ad Said Ali, dan beberapa ratus pengurus serta anggota Ansor yang datang dari beragam daerah.