oleh

PSI Menyebutkan Masjid Harus Bersih Dari Politik

PSI Menyebutkan Masjid Harus Bersih Dari Politik

Bulatin.com – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany mengkritik pernyataan bekas Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo masalah larangan pemakaian masjid untuk politik. Bahkan juga, larangan itu buat Gatot sakit hati.

Menurut Tsamara, jadi bekas pimpinan TNI, Gatot harusnya sadar ada ketidaksamaan pada membahas politik kebangsaan serta politik praktis.

” Saya percaya jadi bekas pimpinan dari TNI yang melahirkan beberapa pejuang penjaga NKRI, Pak Gatot sadar benar kalau yang dilarang yaitu bicara politik praktis yang tentu berbentuk partisan. Jadi tidaklah perlu hingga sakit hati, ” tutur Tsamara dalam info pers.

Terkecuali mesti membedakan pada politik kebangsaan serta politik praktis, Tsamara juga memohon Gatot Nurmantyo tidak selamanya mengkaitkan segalanya dengan politik. Ada lokasi orang-orang sipil yang diatas politik, seperti tempat beribadah.

” Janganlah diliat semua mesti dihubungkan pada politik praktis. Masjid itu punya semuanya, apapun pilihan politiknya. Ini tempat suci yang tidak bisa direndahkan cuma hanya politik partisan, ” tuturnya.

Politikus muda ini memohon supaya masjid serta tempat beribadah yang lain mesti tetaplah steril dari politik. Menurut dia, tempat beribadah yaitu tempat merajut kebersamaan serta serasi.

” Pikirkan bila politik praktis masuk kesana. Ini juga akan membawa disharmoni untuk orang-orang kita yang mempunyai bermacam pilihan politik. Apakah kita ingin sesuai sama itu? Toh terdapat beberapa lain tempat untuk bicara politik praktis, ” tutur Tsamara.

Pada tahun politik ini, Tsamara juga memohon supaya elite politik dapat menahan diri untuk keluarkan pernyataan yang tidaklah perlu.

” Kita mesti perlihatkan dewasa berpolitik. Konsentrasi pada pertarungan inspirasi serta ide. Janganlah malah bicara beberapa hal yang memanaskan situasi, ” tutur Tsamara.

Terlebih dulu, Gatot menyatakan tidak sepakat dengan larangan masjid dipakai untuk aktivitas politik. Larangan itu malah dinilai adalah alat menghancurkan bangsa Indonesia.

” Yang menyebutkan larangan itu tentu umat Islam yang baru belajar Islam atau umat non Islam sok tahu, ” kata Gatot di Masjid Kampus Gadjah Mada, Yogyakarta Jumat, 4 Mei 2018.

Gatot berkeyakinan pemerintah akan tidak sempat keluarkan kebijakan itu. Sebab, politik sesungguhnya mempunyai maksud mulia serta untuk umat Islam, mengamalkan politik yaitu mengikuti apa yang dahulu dikerjakan Nabi Muhammad yang membahas pemerintahan di masjid.

Diluar itu, politik yang disimpulkan jadi siasat mengatur pemerintah juga telah dibicarakan dalam kitab suci Alquran. Sama dengan bebrapa pengetahuan lain seperti kedokteran, astronomi serta pemerintahan.

” Semestinya yang dilarang itu bukanlah berpolitik di masjid, tetapi ajakan yang bermuara pada adu domba serta memecah bangsalah yg tidak diijinkan. Saya sepakat bila itu diaplikasikan, ” tutur Gatot.