oleh

Tidak Ada Unsur Kekerasan Esport Tidaklah Seru

Tidak Ada Unsur Kekerasan Esport Tidaklah Seru

Bulatin.com – Olahraga elektronik atau esport mulai diwacanakan jadi satu diantara cabang olahraga pada sebagian gelaran berolahraga skala nasional ataupun internasional. Berita paling akhir, terbuka perluang esport ditandingkan pada Olimpiade. Komite Olimpiade Internasional (IOC) siap memasukkan esport jadi cabang berolahraga, asal tidak memasukkan game bermuatan kekerasan.

Jadi orang yang seringkali turut dalam pertandingan esport, Community Manager grup EVOS esport, Yansen Wijaya, mengharapkan untuk tetaplah ada game-game populer di cabang esport meskipun bermuatan konten kekerasan. Esport tanpa ada kekerasan dilihat kurang seru.

” Tentu ada policy sendiri dari sisi yang mengurusin esport. Nah itu hanya dapat mengharapkan game-game populer dapat masuk jadi satu diantara yang ditandingin seperti tempo hari baru ada Dota II Jakarta Minor, crowd-nya juga lumayan banget, ” katanya Yansen didapati di konferensi pers Final MPL Mobile Legends, Senin 19 Maret 2018.

Dari grup L8, Dian Agusta juga menyebutkan hal yang sama. Menurut dia game tidak juga akan merubah kehidupan orang, terlebih mengenai konten kekerasan.

” Ini kan hanya sebatas game, apakah satu game dapat merubah pandangan orang terlebih masalah bunuh membunuh. Itu bergantung sendiri, ” tuturnya.

Dian serta Yansen terasa terbatasi bila esport cuma memainkan game-game spesifik saja. Keduanya menyebutkan game yang memiliki kandungan konten kekerasan, malah jadi yang banyak dimainkan oleh beberapa orang.

Tetapi Yansen menyebutkan, bila memanglah game-game berkonten kekerasan tidak diijinkan bermain di arena berolahraga, dia pasrah serta berfikir kalau itu mungkin saja yang paling baik.

” Tapi bila telah merujuk ke dunia mesti menghormati ketentuan mereka juga ya jadi apa pun game yang dimainin kelak tentu game paling baik yang didapatkan mereka, ” tuturnya.