Berikut profil dan biodata Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah, badminton ganda putri Indonesia yang meraih medali emas di Paralimpiade Tokyo 2020.
Pasangan Leani/Khalimatus meraih medali emas setelah menaklukkan Cheng Hefang/Ma Huihui, wakil China, di final nomor ganda putri SL3-SU5.
Leani/Khalimatus menang dua gim langsung dengan skor 21-18, 21-12 dalam waktu 32 menit.
Lalu, siapa mereka?
Biodata Leani Ratri Oktila
Leani Ratri Oktila lahir di Kampar pada tanggal 6 Mei 1991.
Awalnya, Ratri bermain bulu tangkis sebagai atlet normal sejak berumur 7 tahun.
Dirinya terjun mengikuti event-event nasional mulai dari tahun 1999.
Namun, kisahnya berubah setelah ia mengalami kecelakaan motor pada tahun 2011 silam.
Kecelakaan tersebut menyebabkan kaki kanannya tak bisa lagi kembali sekuat semula.
Setahun setelah kecelakaan tersebut, atlet 27 tahun itu memutuskan untuk bergabung dengan National Paralympic Committee (NPC) Indonesia.
Mulai dari situ, ia merangkai kariernya sebagai atlet paralimpik dengan mengikuti berbagai kejuaraan nasional.
Prestasi yang terus mengalir membuatnya meningkat ke kancah internasional pada tahun 2014, dan terus mendulang kesuksesan hingga sekarang.
Bagi Ratri, mengikuti tiga sektor sudah “kebiasaan” sejak dirinya tampil di kompetisi nasional maupun internasional.
Persiapan agar mampu tampil di tiga sektor tersebut tidak sembarangan.
Dia memahami kesibukannya itu perlu daya tahan, stamina, dan kemampuan untuk pemulihan dengan cepat.
Melansir Kompas.id, Leani Ratri Oktila mengaku berlatih lebih dari tujuh tam tiap harinya.
Selain itu, dia juga berlatih dengan tiga pebulu tangkis non-disabilitas untuk menjadi sparring partner.
“Kadang-kadang saya bermain satu lawan satu, satu lawan dua, atau satu lawan tiga. Ini penting sekali untuk meningkatkan kekuatan mental, kekuatan tangan, dan kecepatan kaki,” kata Ratri dikutip Kompas.id yang tayang pada September 2019.
Kini, dia yakin bisa tampil maksimal dalam debutnya pada ajang Paralimpiade Tokyo 2020.
“Untuk cuaca dan udara di sini tidak berbeda jauh dengan Indonesia, jadi tidak masalah,” kata Ratri kepada Antara News, 31 Agustus 2021.
“Tetapi, selama di sini muncul tantangan baru.
Berhubung di sini makanannya enak-enak, saya harus mengendalikan nafsu makan supaya tidak terlalu berlebihan,” ujar dia bercerita.
Sementara soal lawan, Ratri mengaku buta kekuatan mengingat selama pandemi tidak ada turnamen yang bergulir.
“Jadinya tidak begitu tahu kekuatan lawan. Tapi saya pasti akan berjuang semaksimal mungkin,” kata Ratri.
Prestasi
Pada pentas ASEAN Para Games 2015 dan 2017, Ratri bahkan memanen tiga medali emas sekaligus.
Berikut daftar prestasi selengkapnya:
Umum
– BWF Female Badminton Player of The Year 2018-2019
– 1st Rank tunggal putri SL4
– 1st Rank ganda campuran SL3-SU5
– 2nd Rank ganda putri SL4-SU5
Kejuaraan Dunia BWF
– 1 medali emas, perak, dan perunggu Korea 2017
– 2 emas dan 1 perak Swiss 2019
Asian Paragames
– 1 medali emas, perak, dan perunggu Incheon 2014
– 2 emas dan 1 perak Jakarta 2018
ASEAN Paragames
– 3 medali emas Singapura 2015
– 3 medali emas Kuala Lumpur 2017
Turnamen internasional
– 7 emas, 2 perak dari Indonesia Para-Badminton International 2014-2016
– 5 emas Thailand Para-Badminton International 2017-2018
– 3 emas, 1 perak Australia Para-Badminton International 2018
– 5 emas, 2 perak Dubai Para-Badminton International 2019
– 6 emas, Canada Para-Badminton International 2019
– 2 emas, 1 perak Brazil Para-Badminton International 2020.
Biodata Khalimatus Sadiyah
Khalimatus Sadiyah menjadi salah satu atlet Paralimpiade Tokyo 2020 asal Indonesia yang mendapat beban target medali emas.
Khalimatus Sadiyah berpotensi meraih medali emas lewat cabang olahraga (cabor) bulu tangkis nomor ganda putri bertandem dengan Leani Ratri Oktila.
Pasangan ganda putri tersebut bermain dengan klasifikasi WD SL3-SU5.
Klasifikasi SL3 adalah klasifikasi untuk atlet dengan gangguan berjalan atau tidak seimbang.
Sementara klasifikasi SU5 atau untuk atlet dengan keterbatasan bagian tubuh atas seperti salah satu tidak bisa digunakan secara normal.
Atlet asal Mojokerto, Jawa Timur, tersebut sejatinya berpartisipasi dalam dua nomor pada Paralimpiade Tokyo 2020, yakni tunggal putri dan ganda putri.
Pada sektor tunggal putri, dia gagal melaju ke babak penyisihan. Sehingga, nomor ganda putri menjadi asa terakhirnya untuk menyabet medali.
Perjalanan wanita yang akrab disapa Alim di dunia bulu tangkis sudah sejak dirinya duduk di bangku SD kelas 5.
Kala itu, Alim bergabung dengan sekolah olahraga Bendo Sport Mojosari.
Namun, sebelum berkiprah di dunia bulu tangkis, dia awalnya menggeluti olahraga bola voli dan sepak bola.
Pada masa kecil hingga remaja, Khalimatus Sadiyah kerap menerima cemoohan dari orang lain karena keterbatasan yang dimiliki.
Akan tetapi, dia tutup telinga demi meraih cita-citanya sebagai atlet.
“Kenali potensi dirimu, buatlah orang mengenalmu karena kelebihanmu dan bukan kekuranganmu,” kata Alim dikutip dari Antara News.
Latihan demi latihan dia lahap hampir setiap hari. Hujan tetap dia terjang dengan sepeda hanya untuk bisa berlatih.
Kini, Alim selangkah lagi meraih medali emas bersama Leani Ratri Oktila pada pentas Paralimpiade Tokyo 2020.
Biodata Khalimatus Sadiyah
Nama: Khalimatus Sadiyah
Nama akrab: Alim
Tempat lahir: Mojokerto, Jawa Timur
Tanggal lahir: 17 September 1999
Cabor: Bulu tangkis
Nomor: Tunggal putri (SL4), ganda putri (XD SL3-SU5)
Idola: Greysia Polii
Daftar prestasi Khalimatus Sadiyah level internasional:
Medali emas
Ganda putri SL3–SU5 China Para Badminton International 2019
Ganda putri Forza Iris Para Badminton International 2019
Ganda putri SL3–SU5 Canada Para Badminton International 2019
Ganda putri SL3–SU5 Fazaz Dubai Para Badminton International 2019
Ganda putri SL3–SU5 Turkish Para Badminton Internasional 2019
Medali perak
Ganda putri SL3–SU5 Kejuaraan Dunia Parabadminton BWF, Swiss 2019
Medali perunggu
Ganda campuran SL3–SU5 Fazaz Dubai Para Badminton International 2019
Tunggal putri Turkish Para Badminton International 2019
Jalannya pertandingan Paralimpiade Tokyo 2020
Bagi Leani Ratri Oktila, ini adalah pertandingan keempat yang dilakoninya pada hari Sabtu.
Sebelumnya, Leani bersama Khalimatus bermain di semfinal pada pagi hari.
Lalu, Leani tampil di nomor tunggal putri SL4 sebelum bertanding bersama Haru Susanto di nomor ganda campuran SL3-SU5.
Pertandingan Leani/Khalimatus vs Cheng/Ma berlangsung dengan intensitas tinggi sejak awal gim pertama.
Namun, Leani/Khalimatus yang tampil lebih cemat berhasil unggul 5-4 dan 8-6.
Sebuah reli panjang kemudian dipertontonkan kedua pasangan. Leani/Khalimatus yang lebih agresif sukses meraih poin dan unggul 9-6.
Sempat kecolongan, wakil Indonesia berhasil unggul 11-9 setelah dua smes lurus yang dilancarkan gagal dibendung lawan.
Selepas interval, kedua pasangan terus menunjukkan intensitas tinggi. Akan tetapi, Leani/Khalimatus masih bisa mengatasi Cheng/Ma dan unggul 15-13.
Leani/Khalimatus terus meraih poin demi poin dan memperlebar keunggulan 18-14.
Keunggulan wakil Indonesia tak terlepas dari kecermatan dalam menempatkan kok dan membaca serangan lawan yang datang.
Cheng/Ma juga beberapa memukul kok ke arah net. Situasi ini menguntungkan Leani/Khalimatus dan mereka mampu mencapai gim poin 20-18.
Leani Ratri kemudian menuntaskan perlawanan pasangan China lewat jump smash yang sangat keras. Leani/Khalimatus mengunci gim pertama dengan skor 21-18.
Leani/Khalimatus mengalami kesulitan pada awal gim kedua menyusul Cheng/Ma yang tampil lebih menekan.
Tunggal putri China pun dapat unggul 2-6 atas Leani/Khalimatus.
Tak gentar dengan ketertinggalan yang cukup jauh, Laeni/Khalimatus berhasil menyamakan kedudukan 9-9.
Wakil Indonesia kemudian dapat membalikkan keadaan dan unggul 11-9 pada interval gim pertama setelah lawan mengira kok keluar lapangan.
Setelah interval, Leani/Khalimatus semakin gencar menyerang dan memperlebar skor menjadi 17-12.
Kunci keunggulan jauh pasangan Indonesia adalah smes bertubi-tubi yang semakin membuat Cheng/Ma kesulitan.
Leani/Khalimatus kemudian dapat mencapai gim poin dengan skor 20-12 dan memenangkan gim kedua 21-12 setelah pukulan kok lawan keluar lapangan.
Hasil ini pun membuat Leani/Khalimatus mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020.