Peluncuran Buku Buya Syafii Maarif
Bulatin.com – Buya Syafii Maarif meluncurkan buku berjudul ” Ahmad Syafii Maarif Jadi Jurnalis ” di Hotel Grand Quality, Sleman, DIY, Sabtu (23/2) malam. Buku itu diisi kumpulan tulisan bekas Ketua PP Muhammadiyah ini yang dimuat di Majalah Nada Muhammadiyah.
” Saya hargai (pembuatan buku ini). Dari beberapa puluh tulisan yang saya gak ingat lagi. Tulisan saya lalu ditampilkan kembali oleh tim sejarawan Suara Muhammadiyah, ” tutur Buya Syafii Maarif di acara Gala Dinner peluncuran bukunya.
Lewat buku itu, Buya dapat membandingkan perjalanan hidupnya. Lewat tulisan-tulisannya itu, Buya dapat lihat perjalanan pemikirannya dari masa ke masa.
” Saya dapat bandingkan dahulu saya masih ingusan. (Ini) bermanfaat untuk lihat perjalanan pemikiran (dari masa ke masa), ” ungkap Buya.
Waktu peluncuran bukunya, Buya juga menyempatkan diri untuk mengomentari perubahan dunia pers sekarang ini. Menurut dia sekarang ini usaha media telah tambah baik dari masa sebelumnya. Diluar itu Buya juga menilainya pengetahuan wartawan saat ini juga lebih baik dibandingkan sebelumnya.
” Yang terkadang saya sedih wartawan bila media dikuasai entrepreneur. Agak sedikit cemas. Kehilangan independensi. Jaga itu untuk mendidik rakyat. Independensi itu penting. Orang mesti berpikir jernih. Mesti fair, ” urai Guru Besar UNY ini.
Buya memohon supaya media sekarang ini dapat berkaca dari Harian Indonesia Raya yang dibuat oleh Mochtar Lubis. Buya mengharapkan sosok Mochtar Lubis dapat jadi teladan untuk beberapa pemilik media ataupun wartawan.
” Pemimpin (media) mesti miliki integritas. (Mochtar Lubis) miliki idelaisme tinggi sekali Meskipun resikonya ada. Mochtar Kubis ditahan serta dipenjara. Saat ini sudah tidak ada lagi. Wartawan perlu belajarlah pada senior. Supaya idealisme itu bukanlah idealisme musiman tapi bertahan lama, ” tutup Buya.