Genteng Anti Gempa Milik Mahasiswa Undip Juara di Jerman
Bulatin.com – Bermula dari keprihatinan pada korban musibah gempa yang didominasi masyarakat yang tertimpa puing-puing bangunan, lima mahasiswa serta mahasiswi Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, membuat satu pengembangan genteng antigempa ramah lingkungan.
Karya mereka barusan menyapu medali emas dalam satu pertandingan di Nuremberg, Jerman. Lima mahasiswa itu ialah Yunnia Rahmandani, Laitufa Nida, Nurul Halwiyah, Ibadurrahman, serta Rifqi Rudwi Rafifta.
Mereka barusan ikuti Internasional Trade Fair of Ideas, Inventins and New Products (iENA) yang diadakan instansi internasional AFAC pada 1-4 November 2018.
Pengembangan genteng antigempa manfaatkan sampah lingkungan yaitu sampah styrofoam. Inspirasi yang dipakai ialah membuat genteng super mudah yang tahan pada guncangan. Genteng itu terbuat dari kombinasi semen pasir serta styrofoam.
“Dari awalannya diskusi muncul pengembangan yang menonjol dengan memberikan styrofoam. Jika umumnya, kan, cuma adonan semen, pasir serta zat adiktif, ” kata Yunnia di di Laboratorium Fakultas Tehnik Sipil Undip, Senin, 26 November 2018.
Penentuan bahan styrofoam, lanjut Yunnia, karena styrofoam dianggap menjadi sampah yang tidak bisa diuraikan oleh alam.
Sampah ini pula sangat banyak ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kampus. “Polusi plastik jadi permasalahan di dunia. Dari sana kita berfikir untuk mendaur lagi styrofoam. Lantas, kita kalkulasi formasi yang cocok. Pada akhirnya, formasi 1:1 pasir serta semen ditambah bahan styrofoam tiga persen,” tuturnya.
Walau mekanisme membuatnya hampir sama juga dengan genteng biasanya, akan tetapi berat genteng ramah lingkungan ini lebih mudah dengan beda 20 persen. Untuk step awal mereka membuat bentuk standard pabrikan dengan membuat dicetakan pabrikan.
“Genteng biasa itu biasannya 3-4 kg per buah. Jadi genteng ini lebih mudah 20 persen. Kemauan kami, sich, desainnya dapat kita bikin sendiri supaya futuristik, ” papar Yunnia.
Waktu menyapu medali emas di Jerman, ke lima mahasiswa-mahasiswi itu cuma mengirim abstraksi sampel riset mereka.
Akan tetapi, tidak diduga inspirasi mereka lolos untuk dikompetisikan sampai dapat mengungguli 800 peneliti dari 30 negara lainnya seperti China, Jerman, Hongkong sampai Amerika Serikat. Ke depan, genteng styrofoam ini dapat dihilirisasi dengan diproduksi dengan massal.