oleh

Negara Bagian Barat Jarang Berikan Selamat Kepada Vladimir Putin

Negara Bagian Barat Jarang Berikan Selamat Kepada Vladimir Putin

Bulatin.com – Di dalam kemelut dengan Rusia akhir-akhir ini, perkataan selamat dari negara-negara Barat lamban di sampaikan, sesaat Cina serta Jepang segera memberi selamat pada Putin.

Dalam pesan yang di sampaikan untuk memberi selamat pada Vladimir Putin yang menang penentuan presiden Rusia hingga menjabat untuk masa jabatan ke empat, Presiden Cina Xi Jinping menyebutkan ke dua negera merajut jalinan yang begitu baik.

” Pada sekarang ini, kemitraan strategis menyeluruh pada Cina serta Rusia ada pada titik paling baik dalam sejarah, yang dapat jadi contoh untuk pembentukan jalinan internasional jenis baru, ” kata Presiden Xi, Senin (19/03).

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe -kata Kementerian Luar Negeri- bicara pada Putin sesudah kemenangannya serta ke dua pemimpin mengulas usaha denuklirasasi di Semenanjung Korea.

Tidak hanya pemimpin Cina serta Jepang, yang telah mengemukakan selamat pada Presidem Putin yaitu pemimpin Iran, Kazakhstan, Belarus, Venezuela, Bolivia, serta Kuba.

Di Jerman, juru bicara Kanselir Angela Merkel, Steffen Seibert, menyebutkan Merkel juga akan kirim telegram ” begitu selekasnya ” pada presiden Rusia.

” Kita berlainan pendapat dengan Rusia serta kita dengan tegas mengkritik kebijakan Rusia dalam banyak hal -Ukraina, Suriah, ” tuturnya.

Dalam penentuan presiden Rusia yang di gelar Minggu (18/03), Putin peroleh lebih dari 76% nada.

Tetapi beberapa pemantau pemilu dari Organisasi Keamanan serta Kerja Sama Eropa menyebutkan meskipun penentuan di gelar dengan efektif, tak ada calon yang betul-betul jadi altermatif.

Pemimpin oposisi paling utama, Alexei Navalny, dilarang terjun dalam penentuan sesudah dapat dibuktikan bersalah dalam masalah penipuan walaupun Navalny percaya kasusnya itu bermotif politik.

Kemelut pada Rusia serta Barat lebih buruk belakangan ini sesudah usaha pembunuhan seseorang bekas mata-mata asal Rusia, Sergei Skripal serta putrinya, Yulia, di tanah Inggris.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menuding Rusia yang ada dibalik serangan zat syaraf atas keduanya, yang saat ini tetap dalam kondisi gawat.

Sergei Skripal tinggal di Inggris sesudah diserahkan oleh Rusia dalam program pertukaran mata-mata serta lalu tinggal di Salisbury, Inggris selatan.

Wartawan BBC di Moskow menyebutkan jalinan dengan Barat tidak mungkin saja juga akan selekasnya mencair mengingat komentar-komentar Putin sesudah ia menang sekali lagi.

Pemerintah di negara-negara Barat mengira serangan siber semakin lebih banyak berlangsung serta juga akan ada usaha sekali lagi untuk mengganggu pemilihan, seperti dalam beberapa masalah terlebih dulu yang diarahkan pada Rusia.

Tetapi sebagian analis percaya menyebabkan pertentangan dengan negara-negara Barat tidak menarik perhatian besar karna selanjutnya presiden Rusia mesti menangani beberapa masalah dalam negeri, seperti pendidikan, perumahan, serta layanan kesehatan.