oleh

Stasiun Antariksa Milik China Kemungkinan Jatuh Di Indonesia

Stasiun Antariksa Milik China Kemungkinan Jatuh Di Indonesia

Bulatin.com – Lembaga Penerbangan serta Antariksa Nasional atau LAPAN memperhatikan masuknya kembali stasiun antariksa China, Tiangong-1 ke atmosfer Bumi. Stasiun antariksa China itu punya potensi jatuh di lokasi Indonesia. Hingga sekarang ini Tiangong-1 yang berarti Istana Surga itu, belum juga dapat diprediksikan titik jatuhnya.

Peneliti bagian astronomi serta astrofisika Pusat Sains Antariksa Lapan, Rhorom Priyatikanto menyebutkan orbit Tiangong-1 miring 43 derajat pada ekuator hingga stasiun ini bergerak diantara 43 Lintang Selatan serta 43 Lintang Utara. Rhorom menjelaskan wahana ini pernah melintas di awas lokasi Indonesia.

” Berapakah probabilitas jatuh di Indonesia, relatif kecil. Ada potensi, tapi tambah lebih kecil dibanding masalah jatuhnya Roket Falcon 9 di Sumenep pada 2016, ” jelas Rhorom.

Sedangkan Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin menyebutkan peluang besar Tiangong-1 akan jatuh di laut, rimba atau gurun.

” Begitu kecil kemungkinan jatuh di pemukiman, ” tuturnya.

Jatuhnya Tiangong-1 memanglah jadi perhatian dari badan antariksa termasuk juga LAPAN. Sebab Tiangong-1 telah tidak dapat dikontrol lagi serta karenanya juga akan masuk kembali pada atmosfer Bumi.

” Letak Indonesia yang memanjang di ekuator juga akan memberi kesempatan begitu besar untuk kejatuhan satelit itu, ” catat LAPAN.

Berdasar pada data elemen orbit per 13 Maret 2018, menurut perkiraan Tiangong-1 juga akan masuk ke atmosfer Bumi sekitaran 4 April 2018, dengan estimasi lebih kurang tiga minggu. Perkiraan ini dapat beralih berdasar pada dinamika kesibukan matahari serta geomagnet yang juga akan merubah keadaan kerapatan armosfer yang dilewati Tiangong-1.

Mengingat sekarang ini kesibukan matahari serta geomagnet begitu rendah, jadi sistem masuknya kembali Tiangong-1 ke atmosfer Bumi semakin lebih lama dari perkiraan terlebih dulu.

Pusat Sains Antariksa LAPAN menuliskan, ukuran Tiangong-1 jadi perhatian. Stasiun itu miliki massa 8500 kg, panjang 10, 5 meter, diameter 3, 4 meter.

Dari ukuran serta massa itu, LAPAN memprediksi juga akan ada sisi dari wahana itu yang juga akan tersisa sampai ke permukaan Bumi waktu terbakar masuk susunan atmosfer.

Sisi yang peluang lolos dari atmosfer yakni tangki bahan bakar yang beresiko bila disentuh segera. Tangki bahan bakar ini peluang masih tetap memiliki kandungan Hidrazine yang beracun serta korosif.

Tiangong-1 dalam masa operasionalnya sudah alami paling tidak 14 kali penyesuaian ketinggian dengan menambah kembali ketinggian memakai mesin roketnya. Penyesuaian ketinggian paling akhir dikerjakan pada 16 Desember 2015.

Tiangong-1 di luncurkan ke antariksa 7 tahun kemarin. Sepanjang mengorbit, astronaut China dua kali berkunjung ke stasiun antariksa yang memiliki ukuran 10 meter itu. Kunjungan paling akhir astronaut China ke Tiangong-1 yaitu pada 2013.

Seiring waktu berjalan, Tiangong-1 semakin alami penurunan peranannya. Pada 4 Mei 2017, China memberikan laporan ke Komite PBB untuk pemakaian kesibukan antariksa dengan damai, Tiangong-1 juga akan masuk kembali pada atmosfer Bumi. Saat itu, China memberikan laporan, wahana itu alami rusaknya serta tidak bisa dikontrol mulai sejak 16 Maret 2016.

Jadi rubahnya, China kirim Tiangong-2 ke antariksa pada 2016. Negeri Tembok Raksasa ini juga akan meluncurkan stasiun antariksa raksasa pada 2020-an