Uni Eropa Mengancam Facebook dan Twitter
Bulatin.com – Uni Eropa memerintah Facebook serta Twitter supaya turunkan atau men-takedown content yang memiliki kandungan terorisme kurun waktu satu jam. Bila mereka tidak mematuhinya, karena itu diancam denda yang nilainya sampai beberapa puluh juta poundsterling atau beberapa puluh miliar rupiah berdasar pada Undang-Undang Uni Eropa.
Menurut situs The Guardian, Jumat, 14 September 2018, Komisioner Keamanan Inggris di Brussels, Belgia, Julian King menyampaikan, serangan teroris mulai alami pergeseran. Ia menilainya pergerakan teroris makin berbentuk radikal serta terima instruksi lewat online.
Dalam 18 bulan paling akhir, materi digital jadi peranan penting dalam serangan teroris di Benua Biru. “Kaidah suka-rela tentang penghilangan content teroris belumlah dibicarakan dengan luas. Ini begitu penting buat mereka yang tidak berhasil lakukan tindakan bersihkan situs, serta terima konsekuensi yang besar,” tutur King.
Menurut dia hal seperti ini bukan lagi jadi permasalahan yang baru. Mereka sudah sepakat untuk lakukan perihal dengan suka-rela serta sekarang ini King terima beberapa perkembangan yang lumayan bagus meskipun belumlah berarti. Serangan saat dua tahun paling akhir itu sudah mempunyai dimensi online, tidak tahu berbentuk menghasut, memberikan serta terima perintah.
“Menjadi, lingkaran radikalisasi daring ini ialah yang ingin kita leburkan. Itu kenapa untuk kali pertamanya kami ajukan undang-undang yang tempatkan keharusan langsung pada basis sosial media. Laku untuk semua basis di Eropa,” tutur bekas duta besar Inggris untuk Prancis itu.
Uni Eropa ingin Facebook serta Twitter tempatkan sistem automatis untuk meniadakan content teroris. Bahkan juga, beberapa negara diluar Uni Eropa seperti Israel juga punya niat mengikuti ketentuan itu. Usaha mengatasi content itu ialah salah satunya serangkaian keamanan yang diserahkan pada tahun ini.
Kekhawatiran ini selalu bertambah mendekati Penentuan Umum Eropa pada 2019 yang punya potensi dikuasai oleh kemampuan external yang ingin memengaruhi hasil. “Saya fikir begitu penting buat basis tingkatkan tanggung jawab mereka di bagian ini. Bila pendekatan suka-rela tidak berperan, karena itu kami akan lakukan tindakan lebih jauh,” tegas King.